Selain itu, banyak warga Jorong Cangkiang juga terancam kehilangan pekerjaan karena lahan pertanian mereka tertimbun material pasir. Lahan pertanian yang tertimbun itu sama sekali tak bisa digarap. Seandainya digarap pun, saluran irigasinya telah rusak. Para petani hanya bisa menunggu respons dari pemerintah.
“Saya sangat berharap pemerintah segera merealisasikan pembangunan sabo dam di hulu sungai. Jika itu sudah dibangun, maka kecemasan kami akan berkurang. Saat ini semuanya penuh ketidakpastian,” ujarnya.
Jorong Cangkiang merupakan salah satu wilayah terdampak akibat banjir lahar dingin Gunung Marapi. Di daerah tersebut, mengalir sebuah sungai yang bernama Batang Katik. Sungai ini berhulu dari Nagari Bukik Batabuah atau langsung dari Gunung Marapi.
Banjir lahar dingin mengakibatkan sungai ini meluap dan membanjiri pemukiman warga. Lebih dari 50 rumah terendam dan puluhan hektare lahan pertanian tertimbun di Jorong Cangkiang. (*)
Peledakan Bebatuan Gunung Marapi Dihentikan
Di sisi lain, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) resmi menghentikan kegiatan peledakan bebatuan sisa material erupsi Gunung Marapi. Upaya untuk mengantisipasi bencana banjir lahar dingin susulan ini dinilai tak lagi efektif.
Dari evaluasi yang dilakukan terdapat beberapa batuan besar yang menancap cukup kuat ke perut bumi sehingga tidak berhasil diledakkan. Apabila dipaksakan, BNPB mengkhawatirkan hal itu justru dapat merusak struktur lainnya.
Direktur Dukungan Sumber Daya Darurat BNPB Agus Riyanto menyebutkan, tim telah meledakkan dua hingga tiga kali bebatuan material Gunung Marapi yang menumpuk di sekitar lereng gunung api aktif itu. “Paling tidak bebatuan yang agak besar di bagian hulu Kabupaten Agam sudah tertangani dan diharapkan dapat mengurangi risiko,” ucapnya.
Peledakan batuan Gunung Marapi ini merupakan salah satu dari empat kesepakatan pemangku kepentingan terkait penanggulangan bencana lahar dingin Gunung Marapi yang menerjang Kabupaten Agam, Kabupaten Tanah Datar, dan Kota Padang Panjang.
BNPB melihat untuk melakukan normalisasi sungai yang berhulu dari Gunung Marapi membutuhkan tenaga, upaya, serta waktu, yang cukup panjang. Oleh karena itu, BNPB akan fokus pada penanganan prioritas, seperti pembangunan sabo dam hingga pemasangan alat pendeteksi dini atau early warning system (EWS). (*)