Shamo Breeder Bukittinggi Borong Gelar Juara Westpex 2024

PADANG, HARIANHALUAN.ID – Pembudidaya ayam Shamo terkenal asal Kota Bukittinggi, Erick Kg, menyapu bersih gelar juara kategori shamo hias dewasa gelaran West Sumatra Pet Expo (Wespex) 2024 yang digelar lapangan panjat tebing kawasan GOR Haji Agus Salim Kota Padang Sabtu (22/6).

Dua ekor ayam Shamo Jerman Line Zuchter jantan warna hitam milik Erick bernama Mister Khan III serta Mister Black, dinyatakan dewan juri sebagai peraih gelar juara 1 dan 2 pada ajang pameran unggas hias terbesar se Pulau Sumatra itu.

Ayam Shamo berkualitas tinggi ini, berhasil menyisihkan puluhan ekor ayam shamo andalan yang berasal dari berbagai penjuru tanah aiar. Seperti Pekanbaru, Medan, Rokan Hulu, Kota Padang, Pasaman serta daerah-daerah lainnya.

Erik Kg mengaku bangga dan bersyukur atas raihan prestasi yang berhasil di torehkan unggas peliharaannya pada kontes kali ini. Erik berharap, pemerintah daerah harus terus memassifkan kejuaran kontes ayam hias seperti event ini.

“Sebab bagaimanapun, para pembudidaya Shamo di berbagai daerah termasuk Sumbar, haus dengan penyelenggaraan kontes ayam hias seperti ini,” ujarnya saat ditemui Haluan dilokasi kontes.

Erik menjelaskan, ayam Shamo merupakan salah satu jenis ayam hias berpostur tegap yang berasal dari Jepang. Meski berasal dari Negeri Sakura, namun nenek moyang ayam ini diyakini berasal dari daratan Thailand.

“Namun sekarang ini ayam Shamo juga sudah banyak dikembang biakkan di berbagai negara Eropa. Seperti misalnya Line Zuchter atau Nuber yang berasal di Jerman,” ungkapnya.

Menurut Erik, budidaya ayam Shamo, dinilai lebih menjanjikan ketimbang memelihara ayam bangkok aduan biasa. Harga satu ekor anakan Shamo berkualitas tinggi, bahkan bisa menembus angka Rp 3 juta.

“Sementara untuk harga indukan, satu ekornya bisa mencapai angka Rp 5 sampai 6 juta tergantung kualitas postur badan. Prospek beternak ayam Shamo di Sumbar masih sangat cerah karena ayam jenis ini belum banyak dibudidayakan,” ucap Shamo Breeding yang berasal dari daerah Luak Anyia Kota Bukittinggi ini.

Sebagai Informasi, West Sumatra Pet Expo (Wespex) 2024, adalah kontes hewan peliharaan terbesar di Pulau Sumatra. Pameran ini menghadirkan berbagai jenis unggas hias, reptil atau bahkan mamalia eksotis.

Kontes ini menampilkan berbagai jenis ayam hias terbaik non sabung seperti Shamo, Onadagori, American Silky, Brahma, Bantam Chocin, Phoenix, hingga Ayam Ekor Lidi (Elid).

Event ini juga menjadi ajang silaturahmi serta pelestarian varietas ayam lokal asli Sumatra Barat seperti jenis Ayam Randah Batu (ARB), Ayam Taduang, hingga Ayam Kukuak Balenggek (AKB) yang telah menjadi ikon Kota Solok.

Dewan Juri Wespex 2024, Fahmi Idris atau yang lebih akrab disapa kalangan penghobi ayam hias sebagai Abraham John Maslow mengungkapkan, Sumbar merupakan salah satu daerah yang memiliki kekayaan Plasma Nuftah luar biasa. Termasuk pada jenis unggas atau ayam.

“Hanya saja pemerintah daerah Sumbar sepertinya hanya fokus mengurusi ayam pedaging. Sementara potensi kekayaan ayam hias khas Sumbar ini, sebetulnya sangat luar biasa sekali” ujarnya saat ditemui Haluan ditemui dilokasi

John Maslow meyakini, jika dikelola dengan baik, sektor budidaya ayam hias di Sumatra Barat, sebenarnya sangatlah menjanjikan atau bahkan berpotensi dijadikan motor penggerak ekonomi kerakyatan.

Sebab kenyataannya, biaya pemeliharaan ayam hias sangatlah murah. Sementara nilai jualnya, cenderung lebih menjanjikan daripada bisnis budidaya ayam jenis lain seperti pedaging atau petelur.

“Untuk Ayam Kukuak Balenggek atau AKB asli Sumbar kualitas biasa
saja misalnya. Itu pasaran di pulau Jawa, bahkan bisa menembus angka Rp 2 juta per ekor,” ungkapnya.

Mengingat begitu besarnya potensi pengembangan bisnis budidaya ayam hias di Ranah Minang, John Maslow meminta pemerintah daerah setempat untuk lebih menggencarkan penyelenggaraan event kontes seperti ini.

Sebab menurut dia, kekayaan serta kekhasan plasma nuftah unggas di Sumbar, perlu terus dijaga dan dilestarikan keberadaannya.

Apalagi saat ini, keindahan sejumlah unggas asli Sumbar seperti Ayam Taduang, Ayam Randah Batu atau bahkan Ayam Kukuak Balenggek, sudah banyak dilirik para Breeder besar dari luar negeri.

“Paling tidak masyarakat Sumbar atau Minangkabau tahu bahwa di daerah ini ada beberapa jenis unggas asli yang sangat indah dan eksotis. Pelestarian kekayaan Plasma Nuftah asli Sumbar ini perlu atau bahkan wajib terus dilakukan,” pungkasnya. (*)

Exit mobile version