Pemkab Solsel Kembangkan Potensi Pertanian untuk Tingkatkan Perekonomian Daerah

Pemkab Solsel terus berupaya untuk meningkatkan mendukung pertumbuhan perekonomian daerah, salah satunya melalui sektor pertanian

Pemkab Solsel terus berupaya untuk meningkatkan mendukung pertumbuhan perekonomian daerah, salah satunya melalui sektor pertanian

SOLOK SELATAN, HARIANHALUAN.ID – Pemerintah Kabupaten Solok Selatan atau Pemkab Solsel terus berupaya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, terutama pada sektor-sektor yang mendukung pertumbuhan perekonomian daerah, sekaligus menjadi sumber pendapatan mayoritas masyarakatnya, yaitu pertanian bidang perkebunan dan perikanan.

Bupati Solok Selatan, Khairunas menerangkan bahwa, Sektor ini merupakan salah satu sektor yang mendominasi pada struktur perekonomian Solok Selatan lebih dari 25% setiap tahunnya menyumbang terhadap produk domestik bruto (PDRB) Kabupaten Solok Selatan

Untuk itu, Pemkab Solsel memerlukan dukungan, bimbingan, pembinaan dan arahan dari Kementerian pengampu kedua sektor tersebut dalam upaya untuk meningkatkan hilirisasi dan produksinya. Pemkab Solsel juga telah menemui Direktur Tanaman Kelapa Sawit dan Aneka Palma, Ditjen perkebunan Kementerian Pertanian RI serta Dirjen Budidaya Perikanan, Kementerian Kelautan dan Perikanan RI di Jakarta.

Pada pertemuan itu, Kepala Bidang Perkebunan, Dinas Pertanian Solsel, Admi Zulkhairi kepada haluan menjelaskan, pihaknya mengusulkan kepada Ditjen Perkebunan Kementan untuk pembangunan pabrik mini minyak goreng (Pamigo), Alsintan pengolah sawit, jalan produksi, dan intensifikasi pertanian.

“Kita usulkan (ke Kementan) 2 Pamigo, Alhamdulillah sudah clear, lokasinya satu di Sangir Balai Janggo, satunya di Sangir Batang Hari, Selain itu, juga beberapa item lainnya itu ada alsintan, sarpras jalan produksi dan intensifikasi pertanian,” ujar admi ditemui Kamis (27/6).

Kemudian, Admi juga menyebutkan bahwa, Solok Selatan akan mendapatkan program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR), yang ditargetkan minimal 500 hektar untuk tahun 2024.

“500 hektar ini bisa lebih juga, tergantung persyaratan yang dipenuhi, 1 hektarnya akan dibantu sebanyak 30 juta, nah, nantinya akan diupayakan menjadi 60 juta per hektarnya, tapi disertakan dengan tumpang sari tanaman pangan, misalnya padi Gogo atau jagung” jelasnya lagi.

Terkait hal itu, pihaknya menyatakan saat ini sudah ada 50 hektar PSR, yang masuk ke tahapan rekomendasi teknis (rekomtek) di Kementan RI, sementara yang sedang diusulkan lagi sekitar 229 hektar.

“Yang sudah rekomtek 50 (hektar), yang sedang diproses usulannya ada 229 hektar lagi, dan itu yang berhak mengajukan adalah kelompok tani, gabungan kelompok tani atau juga koperasi,” tandasnya.

Pamigo diyakini bisa menjadi solusi untuk petani sawit skala kecil di Solok Selatan, hal ini akan berperan besar pada hilirisasi hasil perkebunan sawit rakyat, yang luas lahannya selalu mengalami peningkatan setiap tahun di Kabupaten Solok Selatan.

Dengan potensi tersebut, brondolan buah sawit masyarakat bisa terjual dengan mahal, karena baik pengelolaan dan pemanfaatannya bisa diakomodir langsung oleh masyarakat dalam bentuk koperasi atau kelembagaan pekebun, berkolaborasi dengan instansi daerah terkait.

Saat ini, Dinas Pertanian Solsel Bidang Perkebunan sedang merampungkan beberapa persyaratan utama pengadaan Pamigo, beberapa diantaranya seperti, Legalitas lahan pembangunan, Perizinan, hingga pernyataan ketersediaan bahan baku TBS sekurang-kurangnya 1.800 ton/tahun.

Sementara di sisi bidang perikanan, Bupati Solok Selatan menjelaskan produksi perikanan Solok Selatan masih di Bawah target pemerintah provinsi. Kondisi ini berdampak pada jumlah kebutuhan ikan di kabupaten ini. Sebab potensi budidaya perikanan cukup baik, lantaran dialiri oleh belasan sungai dan sumber daya air yang baik.

“Namun kendala bagi masyarakat dan petani adalah harga pakan pabrikan yang cenderung terus naik, sehingga merugikan petani ikan,” kata Bupati.

Khairunas menyebut, dibawah bimbingan Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan serta Penyuluh KKP, saat ini tengah mengayomi beberapa kelompok/unit kerja untuk memaksimalkan budidaya perikanan di daerahnya.

“Terdapat 64 Pokdakan (Kelompok Pembudidaya Ikan), 4 Poklahsar (Kelompok Pengolahan dan Pemasaran) Hasil Perikanan, 15 UPR (Unit Pembenihan Rakyat), dan 20 Pokmaswas (Kelompok Masyarakat Pengawas),” jelasnya.

Khairunas mengharapkan adanya dukungan, bimbingan, pembinaan dan arahan dari pihak terkait, dalam hal ini Ditjen KKP RI untuk mengakomodasi kebutuhan-kebutuhan petani di daerahnya.

Beberapa hal yang diajukan dalam usulan tersebut ialah berupa, kegiatan demplot budidaya ikan berupa Biofloc Teknologi, kegiatan Mina Padi, pabrik pakan mini, percontohan kolam air deras, benih ikan, serta sarana prasarana budidaya dan pembuatan pakan ikan yang bahannya mudah didapatkan di Kabupaten Solok Selatan.

Dengan usulan tersebut, Khairunas mengharapkan integrasi program dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan untuk peningkatan dan pengembangan khususnya di sektor perikanan ini. (*)

Exit mobile version