Sumbar Tancap Gas Kejar Target Penurunan Prevalensi Stunting

Hasil Intervensi Serentak Pencegahan Stunting (ISPS) mencatat kasus stunting Kota Padang mencapai 1.598 balita.

Hasil Intervensi Serentak Pencegahan Stunting (ISPS) mencatat kasus stunting Kota Padang mencapai 1.598 balita.

PADANG, HARIANHALUAN.ID — Pemerintah Provinsi Sumatra Barat atau Pemprov Sumbar optimis target penurunan stunting tercapai seiring dengan keputusan pemerintah pusat merevisi target penurunan prevalensi stunting pada tahun 2024 menjadi 20 persen.

KPM Satgas Stunting Sumbar, Firdan Grita Sukma mengatakan, pihaknya terus berupaya mencoba merealistiskan target untuk 2024. Bagaimanapun, target penurunan prevalensi stunting hingga 14 persen tersebut, menurut Presiden Joko Widodo (Jokowi), memang terlalu ambisius. 

“Angka stunting kita secara nasional di Indonesia adalah 21,5 persen. Berarti ada gap hingga 7,5 persen yang harus diturunkan pada tahun ini, jika berkaca pada target lama. Sedangkan tren turun prevalensi stunting secara nasional tidak pernah setinggi itu dalam satu tahun. Apalagi di daerah,” tuturnya.

Ia juga menyebut, Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) juga sudah mengeluarkan surat pemutakhiran target prevalensi stunting nasional tahun 2025 dan 2045 pada tanggal 17 Mei 2024 lalu.  “Di mana target tahun 2025 prevalensi stunting Indonesia pada poin 18,8 persen Turun dari yang sebelumnya sebesar 13,5 persen,” ujarnya. 

Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Muhadjir Effendy menuturkan, revisi target tersebut juga sesuai dengan pernyataan Presiden Jokowi bahwa target penurunan stunting hingga 14 persen pada 2024 sangat ambisius. 

“Kemarin target itu kami maksimalkan ya, karena melihat capaiannya pada akhir-akhir itu cukup bagus. Tetapi kan Bapak Presiden juga sudah menyampaikan bahwa 14 persen itu memang sangat ambisius. Jadi, nanti akan kita lihat tahun 2024 seperti apa,” kata Muhadjir.

Namun demikian, pihaknya tetap menargetkan prevalensi stunting di bawah 20 persen pada 2024 sampai 2025. “Tapi paling tidak, mudah-mudahan tahun 2024 kita sudah berada di bawah 20 persen sesuai dengan ketentuan di dalam SDGs. Ditargetkan, tahun 2025 stunting kita sudah di bawah 20 persen,” kata Muhadjir. 

Hingga kini, Pemerintah masih berupaya mempercepat input Pencatatan Pelaporan Gizi Masyarakat berbasis elektronik (e-PPGBM) di seluruh wilayah Indonesia, di mana hingga kini sudah 92,29 persen data yang masuk. “Dan sampai hari ini sudah 92,29 persen balita yang sudah ditimbang dan diukur dan sudah diketahui statusnya termasuk yang stunting,” ujar Muhadjir. (*)

Exit mobile version