Sarang Udang, Inovasi RSUD Pariaman Kelola Sampah

Rumah Sakit Umum Daerah atau RSUD Kota Pariaman memiliki inovasi baru dalam mengelola sampah, yaitu Sampah Berkurang Uang pun Datang atau Sarang Udang

Rumah Sakit Umum Daerah atau RSUD Kota Pariaman memiliki inovasi baru dalam mengelola sampah, yaitu Sampah Berkurang Uang pun Datang atau Sarang Udang

PARIAMAN, HARIANHALUAN.ID – Rumah Sakit Umum Daerah atau RSUD Pariaman Pemprov Sumbar Kota Pariaman memiliki inovasi baru dalam mengelola sampah, yaitu Sampah Berkurang Uang pun Datang atau Sarang Udang. Tercatat jumlah sampah yang dihasilkan oleh RSUD mencapai 800 kg perhari.

Berdasarkan Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Tahun 2022, total timbulan sampah harian di Indonesia berjumlah 5.3471,7 ton per hari dengan Provinsi Sumatera Barat menyumbang sebanyak 2,625.30 ton per hari.

Adapun di Kota Pariaman, timbulan sampah yang diangkut ke TPA setiap harinya berkisar 113-119 meter kubik atau lebih kurang 40 ton per hari. Dinas Perkim dan Lingkungan Hidup Kota Pariaman tahun 2022 mencatat, timbulan sampah tersebut didominasi oleh sampah organik sebanyak 79,71 persen.

“RSUD Pariaman menjadi salah satu penyumbang sampah di Kota Pariaman dengan jumlah 1,5 ton per hari. Hal tersebut berdampak terhadap pencemaran lingkungan, pencemaran tanah, pencemaran air tanah, serta menjadi tempat berkembang biaknya vektor dan binatang pembawa penyakit, seperti tikus, lalat, dan kecoa,” kata Wakil Direktur Pelayanan RSUD Pariaman, dr. Herlina Nasution, M.Kes.

Mengatasi permasalahan sampah, Herlina menyebut perlu diterapkan sistem pengelolaan sampah yang dimulai dari sumbernya. Oleh sebab itu, Pihaknya menerapkan sistem pengelolaan sampah melalui metode bank sampah yang memilah sampah dari sumbernya untuk meminimalisir timbulan sampah.

“Inovasi ini kami sebut sebagai Sampah Berkurang Uang pun Datang atau Sarang Udang. Sejak tahun 2023 sampai sekarang RSUD Pariaman konsisten melakukan pengelolaan sampah melalui metode bank sampah, dimana sampah mulai dipilah sejak dari sumbernya,” katanya. Sampah An Organik di pilah untuk di jual pada pengepul sedangkan sampah organik diolah di sumur yang dibuat khusus untuk pengolahan Kompos.

Melalui metode Sarang Udang, sampah Anorganik yang dihasilkan dari ruangan langsung dipilah oleh petugas ruangan. Kemudian, sampah dimasukkan ke dalam kantong plastik atau tempat yang telah disediakan sesuai kategorinya.

“Dari kegiatan tersebut, RSUD dapat meminimalisir sampah yang akan diserahkan ke DLH Kota Pariaman.

Upaya pencapaian kegiatan tersebut dilakukan melalui pendekatan ke civitas hospitalia RSUD Pariaman, dan mengajak seluruh civitas hospitalia RSUD Pariaman dalam melakukan pemilahan sampah,” papar Herlina.

Menurutnya, adanya bank sampah Sarang Udang, seluruh civitas hospitalia RSUD Pariaman menjadi terbiasa untuk menjaga kebersihan lingkungan. Selain itu, mereka mendapatkan komoditi dari pemilahan sampah serta mendukung pemerintah dalam pengelolaan sampah di fasyankes.

“Bank sampah sarang udang diharapkan dapat meningkatkan kesehatan lingkungan rumah sakit, menjaga estetika lingkungan rumah sakit, serta meningkatkan kesadaran civitas dalam melakukan pemilahan sampah,” tutupnya. (*)

Exit mobile version