Selain tumpukan material vulkanik di sekitar gunung api tersebut, PGA Gunung Marapi juga melaporkan masih terdapat gas-gas vulkanik beracun seperti CO2, CO, SO2, dan H2S di area kawah atau puncak Gunung Marapi. Akan tetapi, gas beracun tersebut masih berada di sekitar kawasan puncak atau kawah gunung api setinggi 2.891 meter di atas permukaan laut (mdpl) tersebut. “Hingga saat ini gas beracun masih menumpuk di bagian puncak gunung dan belum terpantau sampai turun ke bawah,” ujarnya.
Sebelumnya, PVMBG) menyatakan, status Gunung Marapi turun dari Level III (Siaga) menjadi Level II (Waspada). Kendati demikian, masyarakat tetap diimbau mewaspadai potensi erupsi.
Kepala PVMBG, Hendra Gunawan menyebut, berdasarkan hasil analisis dan evaluasi secara menyeluruh, terhitung 1 Juli 2024 pukul 15.00 WIB tingkat aktivitas Gunung Marapi diturunkan dari Level III (Siaga) menjadi Level II (Waspada).
PVMBG juga mengeluarkan sejumlah rekomendasi. Pertama, masyarakat di sekitar gunung, pendaki/pengunjung/wisatawan diminta tidak memasuki dan berkegiatan di dalam wilayah radius tiga kilometer dari pusat aktivitas (kawah verbeek).
Kedua, masyarakat yang bermukim di sekitar lembah/bantaran/aliran sungai-sungai yang berhulu di puncak Gunung Marapi diimbau tetap mewaspadai potensi dan ancaman bahaya lahar atau banjir lahar yang dapat terjadi terutama saat musim hujan. Jika terjadi hujan abu, masyarakat juga diimbau untuk menggunakan masker penutup hidung dan mulut guna menghindari gangguan saluran pernapasan akut (ISPA).
Selain itu, PVMBG juga meminta semua pihak menjaga suasana yang kondusif di masyarakat dengan tidak menyebarkan narasi bohong (hoaks), dan tidak terpancing isu-isu yang tidak jelas sumbernya.