“Wajar kami minta saksi, kami ini keluarga korban, sekarang sudah tidak diperbolehkan sama Polda. Saya tidak percaya pernyataan Kapolda Sumbar yang bilang Afif tawuran,” katanya.
Keyakinan Riki bahwa keponakannya itu dianiaya oleh oknum polisi juga berdasarkan penjelasan dari seorang anggota TNI yang sangat dekat dengan Afif Maulana.
“Saat saya lihat jasad Afif, ada anggota Marinir (Angkatan Laut) yang memandikan Afif. Dia bilang, ini Ki, ini kayak disiksa, ditendang aparat ini,” katanya.
Kecurigaan keluarga bahwa Afif Maulana meninggal tak wajar, kata Riki Lesmana adalah pada saat proses autopsi terhadap anak dari Afrinaldi (36) dan Anggun Angriani (32) itu di RS Bhayangkara Polda Sumbar.
“Di RS Bhayangkara juga begitu, tidak boleh keluarga menyaksikan proses autopsi, kata petugas mengganggu pekerjaan mereka. Saat ambil jenazah, dilarang, tidak boleh lagi sama petugas, (mereka bilang) dimandikan dan dikafani sama rumah sakit itu. Kalau keluarga mau lihat, lihat saja di rumah sakit. (Keluarga hanya diperlihatkan) cuma wajahnya. Ada luka di bagian kepala,” kata Riki.
Sebelumnya, Beberapa waktu sebelumnya, Kapolda Sumbar, Irjen Suharyono mengatakan, pihaknya ingin meminta klarifikasi kepada pemilik medsos yang diduga memviralkan kematian tak wajar seorang remaja bernama Afif Maulana (13).