Peringatan Satu Muharram Nanti, Masjid Raya Sumbar Resmi Dinamai Masjid Raya Syekh Akhmad Khatib Al-Minangkabawi

PADANG, HARIANHALUAN.ID – Momen peringatan hari raya satu Muharram 1446 Hijriyah pada tanggal 7 Juli 2024 nanti, akan menjadi salah satu hari bersejarah bagi Provinsi Sumatrra Barat.

Masjid Raya Sumatera Barat, akan resmi dinamai menjadi Masjid Raya Syekh Khatib Al Minangkabawi.

Kepala Biro Kesejehteraan Rakyat (Kesra) Setdaprov Sumbar, Al Amin menerangkan, penamaan Masjid Raya Syekh Khatib Al Minangkabawi dilakukan sesuai dengan keputusan Kementrian Agama RI Nomor 394 tahun 2004.

Pada putusan tersebut, diatur penamaan masjid sesuai tingkatan wilayah. Yaitu Masjid Istiqlal untuk tingkat Negara, Masjid Raya untuk tingkat Provinsi, Masjid Agung untuk tingkat Kabupaten Kota, serta Masjid Jamik untuk tingkat Kecamatan.

“Kalau di tingkat Provinsi namanya Masjid Raya. Selama ini, masjid Raya Sumbar kita ini belum kita beri nama,” ujarnya kepada Haluan Kamis (4/7).

Menurut Al Amin, ide untuk menamai Masjid Raya Sumbar sebagai Masjid Raya Syekh Akhmad Al-Minangkabawi, telah muncul sejak dibangunnya Masjid termegah di Sumbar itu pada era pemerintahan Gubernur Gamawan Fauzi.

“Ide itu dilanjutkan Gubernur Sumbar saat ini Mahyeldi Ansharullah.
Berdasarkan hasil Muzakaroh MUI Sumbar, sangat tepat jika Masjid Raya Sumbar diberi nama Masjid Raya Syekh Akhmad Khatib Al Minangkabawi,” ucapnya.

Al Amin menuturkan,Syekh Akhmad Khatib Al Minangkabawi adalah ulama karismatik asal Sumatra Barat. Sosok ini tercatat pernah menjadi salah satu imam besar di Masjidil Haram Tanah Suci Mekkah, Arab Saudi.

Keturunan imam besar Syekh Akhmad Khatib Al-Minangkabawi di Arab Saudi, kini telah semakin berkembang dan melahirkan banyak sekali figur-figur hebat terkenal yang berkiprah di bidang pemerintahan, bisnis, akademik. hingga ilmu medis kedokteran.

Keberadaan para tokoh berdarah Minang dari garis keturunan ulama besar kharismatik ini, diharapkan dapat berperan positif bagi pembangunan tanah kelahirannya Sumatra Barat. Oleh karena itu strategi penguatan ranah dan rantau perlu diperkuat.

“Dengan menggunakan nama Masjid Raya Syekh Khatib Al Minangkabawi, akan menguatkan ikatan ranah dan rantau menimbulkan semangat berkampung keluarga dan anak cucu Syekh Khatib Al Minangkabawi yang telah sukses di Arab Saudi sehingga diharapkan akan berimbas terhadap datangnya investasi dari Arab Saudi,” jelasnya.

Pada momen peringatan satu Muharram 1446 Hijriyah di tanggal 7 Juni nanti, kata Al-Amin, prasasti peresmian nama Masjid Raya Sumatra Barat menjadi Masjid Raya Syekh Akhmad Khatib Al-Minangkabawi, akan ditandatangani oleh empat orang tokoh.

Yaitu Gamawan Fauzi selaku Gubernur Sumbar yang merintis berdirinya masjid Raya Sumbar, ketua MUI Sumbar Buya Gusrizal Gazahar, Gubernur Sumbar Mahyeldi Ansharullah, serta terakhir keluarga ahli waris Syekh Khatib Al Minangkabawi yang diwakili Doktor Fathimah cucu beliau.

“Jadi pada momen peringatan hari satu Muharram nanti, akan ada dua yang dilaunching yaitu pemberian nama Masjid Raya Syekh Khatib Al- Minangkabawi dan launching buku sejarah berdirinya Masjid Raya Sumbar oleh Hasril Chaniago.” jelasnya.

Al-Amin meyakini, penamaan Masjid Raya Syekh Akhmad Khatib Al-Minangkabawi, akan semakin memperkuat jalannya salah satu Program Unggulan (Progul) pasangan Gubernur dan Wakil Gubernur Sumbar Mahyeldi Ansharullah- Audy Joinaldy.

Khususnya pada aspek menjadikan Masjid Raya Sumbar sebagai pusat pembelajaran Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah (ABS-SBK) dan wisata religi.

“Di kawasan masjid Raya Sumbar saat ini, terus berjalan program pendidikan keagamaan berupa kegiatan penanaman akidah, latihan penyelenggaraan jenazah, serta wirid setiap hari sebelum melaksanakan sholat Zuhur,” ucapnya.

Menurut Al-Amin, upaya untuk merealisasikan salah satu Progul tersebut juga sangat bergantung terhadap komitmen Organisasi Masyarakat (Ormas) yang berkantor di kawasan masjid Raya Sumbar seperti LKAAM dan Bundo Kanduang,

“Kita berharap Ormas yang ada juga bisa berperan dalam melaksanakan program -program yang bertujuan untuk menanamkan nilai-nilai adat dan budaya kepada generasi muda,” pungkasnya. (*)

Exit mobile version