Penjelajahan Agen Perjalanan Wisata dan Media di Pantai Timur Malaysia

BUKITTINGGI,  HARIANHALUAN.ID – Negara Pahang merupakan salah satu negara bagian di Malaysia yang saat ini sedang gencar gencarnya mempromosikan potensi wisata ke turis mancanegara.  Negara bagian dengan populasi penduduk sekitar 300 ribu jiwa itu memiliki objek wisata yang patut dikunjungi.

Pada kesempatan kali ini, Tourism Malaysia bersama Tourism Pahang memfasilitasi sejumlah agen perjalanan wisata di Kota Padang dan beberapa orang wartawan untuk menjelajahi Pantai Timur Malaysia, Pahang bertajuk “Explorasi Malaysia Discovery East Coast”.

Agen perjalanan wisata yang dipercaya mengikuti kegiatan itu adalah Ero Tour & Travel, Ghina Holidays Indonesia, Kemilau Panorama Nusantara Tour & Travel, Zanzi Tour & Travel dan Ermi Tour & Travel serta Diva Ikhlas Tour & Travel.

Sedangkan dari median, Yursil Masri dari Harian Haluan, Rian Afdol dari  Padang Ekspress, Susilo dari Harian Singgalang, Abdul Fatah dai Antara Sumbar dan Asrial Gindo dari Topsatu.com.

Lawatan ke Negeri Jiran tersebut dipimpin Penolong Pegawai Pemasaran Tourism Malaysia Medan, Nathasa Andriani serta didampinggi Pemandu Pelancong Berlesen Kementerian Pelancongan Seni dan Budaya, Nathia dan Senior Tourism Officer Internasional Promotion Division Southeast Asia, Mazlina Ahmad. Kunjungan selama 4 hari 3 malam itu dimulai tanggal 2 hingga 5 Juli 2024.

Ibu Kota Negeri Pahang adalah Kuantan yang terkenal dengan Menara 188. Menara itu berdiri di tepian Sungai Kuantan setinggi 188 meter. Di atas puncak menara pengunjung dapat melihat dari empat penjuru, Kota Kuantan, Hutan Tropis Mangrov berusia 100 juta tahun, Sungai Kuantan yang bersih dan Laut China Selatan.

“Bagus pemandangan diatas Menara. Ini adalah iconnya Pahang dan layak untuk dikunjungi. Kota Kuantan, Sungai Kuantan, Hutan Mangrov dan Laut Cina Selatan juga terlihat dari atas,” kata Ian Hanafiah CEO Ero Tour & Travel.

Tak hanya itu, pejalan kaki pun harus taat aturan. Jika melanggar aturan tidak menyeberang di jembatan penyeberangan. Maka pejalan kaki akan di denda sebesar RM 300 atau Rp1 juta.

Selain itu, Kota Kuantan dikenal dengan makanan seafoodnya seperti udang, sotong dan berbagai jenis ikan laut yang segar. Banyak sekali kedai makan yang buka mulai siang hingga malam hari.

Namun, ciri khas dari masakannya adalah masakan Melayu. Kalau pengunjung dari Sumbar harus menyesuaikan lidah. Pengunjung tidak perlu khawatir akan ke halal makanan karena mayoritas penduduk setempat beragama muslim.

Tak kalah menariknya, Nathia mengajak rombongan mengunjungi Mini Zoo Teruntum yang dikenal dengan dinosaurus nya. Mini Zoo Teruntum itu berdiri diatas lahan seluas 4,4 hektar.

Biasanya, dinosaurus hanya dapat dilihat di film. Namun, di sini dapat dilihat dalam bentuk replika. Ada 30 replika dinosaurus, replika itu dilengkapi dengan sistem animatronik supaya bisa bergerak dan menghasilkan bunyi seperti sebenarnya.

Kemudian, rombongan menjajaki kereta gantung ke puncak Genting Highland diketinggian dua ribu meter diatas permukaan laut. Genting Highland diperuntukan bagi kalangan berduit, terkenal dengan pusat bermain, hotel, pusat perbelanjaan dan Kasino. Namun, orang Melayu dilarang masuk ke wilayah Kasino tersebut.

Genting Highland dibangun pertama kali oleh Lim Goh Tong tahun 1965 sedangkan Kasino dibuka tahun 1971. Saat ini, Genting Highland diurus oleh putranya Lim Kok Thay. Di bawah tangan dingin Lim Kok Thai, Genting Highland semakin maju dan dia masuk jajaran 50 orang terkaya di Malaysia.

“Kita juga berkunjung ke Berjaya Hills Colmar Tropicale (French Village) di Bukit Tinggi Bentong, Pahang. Suasana di negara Prancis terasa begitu kental di sini, layaknya kota dan nama serupa di Prancis. Di lokasi yang sama juga berdiri hotel bintang lima, The Chateau Spa and Organic Wellness Resort,” ujar Nathia.

Rombongan selanjutnya diajak Nathia, Tour Guide keturunan India ke pusat penjualan oleh oleh atau buah tangan ke Tenun Pahang Diraja dan pusat pembuatan Batik Adina Tanjung Lumpur serta Bazar Serambi Teruntum.

Setelah itu, rombongan di bawah mencicipi kelezatan Durian Musang King di Bilut Hills Eco Resort & Eco Park Raub Pahang. Durian Musang King tidak ada duanya di dunia. Ciri khas durian Pahang itu adalah buah warna kuning emas dengan biji sangat kecil. Kalau soal rasa jangan ditanya manis dan legit.

Sebelum kembali ke Kuala Lumpur, rombongan mencicipi masakan Pahang di Restoran Seri Hijrah. Masakan yang disajikan berupa makanan seafood ditambah ayam goreng ciri khas masakan Melayu.

“Masakannya enak, apalagi gulai ikan patin dan gulai udang sangat besar ditambah dengan goreng ikan. Cuma semenjak di Pahang ini, saya tidak melihat sambal cabe. Itu yang kurang di lidah saya,” ujar Gindo wartawan Topsatu.com

Sebelum pulang ke tanah air rombongan mengunjungi pusat percetakan Al Quran terbesar kedua di dunia Nasyrul Quran. Setelah kompleks King Fahd di Kota Madinah Arab Saudi. 

Nasyrul Quran resmi beroperasi sejak tahun 2017 lalu. Percetakan ini mampu mencetak satu juta Al Quran setiap tahun. 70 persen hasil cetak Al Quran diperuntukan bagi negara Malaysia sedangkan sisanya di wakafkan kepada negara lain yang membutuhkan.

Pada hari yang sama rombongan juga mengunjungi Rumah Sakit Prince Court yang berlokasi di Kota Kuala Lumpur. Rumah sakit ini mampu mengobati berbagai macam penyakit, namun khusus untuk penyakit tulang. 

Tahun lalu, tercatat sebanyak 7 ribu orang warga Indonesia yang berobat di rumah sakit itu. Rumah sakit itu memiliki 150 orang dokter spesialis dengan 270 tempat tidur.

“Saya mengucapkan terima kasih kepada Tourism Malaysia. Saya rasa Tourism Malaysia telah tepat mengandeng agen perjalanan dan media untuk mempromosikan negaranya di Sumbar. Sebab, di Sumbar sendiri tidak ada perwakilannya,” ungkap Ian Hanafiah Koordinator Kerjasama Luar Negeri DPP ASITA.(*)

Exit mobile version