Makna ‘Maambiak Tanah’ yang Awali Pesona Budaya Tabuik 

Pesona Budaya Tabuik diawali dengan maambiak tanah oleh masyarakat dengan mengambil tanah untuk diantarkan ke rumah Tabuik

Pesona Budaya Tabuik diawali dengan maambiak tanah oleh masyarakat dengan mengambil tanah untuk diantarkan ke rumah Tabuik

PARIAMAN, HARIANHALUAN.ID — Semarak Pesona Budaya Tabuik 2024 diawali dengan upacara “maambiak tanah”. Sesuai namanya, dalam kegiatan ini, masyarakat akan mengambil tanah untuk diantarkan ke rumah Tabuik.

Pada Minggu (7/7/2024) sore, Haluan berkesempatan untuk menyaksikan upacara “maambiak tanah” untuk Rumah Tabuik Subarang secara langsung. Lokasi yang dipilih ialah sungai di Desa Pauh Timur, Kecamatan Pariaman Tengah, Kota Pariaman.

Begitu, juga masyarakat sekitar tampak memadati kawasan sungai hingga ke bahu jalan untuk menyaksikan prosesi pembuka Pesona Budaya Tabuik yang berlangsung hanya beberapa menit saja.

Saat prosesi dimulai, seseorang dengan pakaian serba putih menuruni anak tangga dan masuk ke dalam sungai. Ia didampingi oleh satu orang lainnya yang menunggu di pinggir sungai sembari memegang tampah bambu.

Orang yang bertugas mengambil tanah, beberapa kali menyelam ke air. Ia mengambil sebongkah tanah yang kemudian digulung ke dalam kain putih dan diletakkan di atas tampah bambu, sebagai pertanda bahwa upacara tersebut berakhir.

Ninik Mamak Tabuik Subarang, Suhermen Mursyid mengatakan, makna dari prosesi mengambil tanah ialah sebagai pengingat bahwa asal usul manusia berasal dari tanah. Ketika meninggal dunia, manusia juga akan kembali ke tanah.

“Sesuai maknanya, prosesi ini bertujuan untuk menyadarkan manusia bahwa mereka berasal dari tanah. Maka tempat kembalinya juga ke tanah,” katanya.

Suhermen mengatakan, tanah yang diambil dari prosesi “maambiak tanah” dibawa ke rumah Tabuik untuk diletakan di dalam daraga. Adapun daraga merupakan lokasi di rumah Tabuik sebagai tempat semua kegiatan pembuatan Tabuik Gadang berlangsung.

“Sementara pakaian putih dan kain putih yang dikenakan dalam upacara ini melambangkan kesucian. Karena manusia lahir dalam keadaan suci, dan ketika kembali nanti juga dipakaian kain kafan putih,” paparnya.

Katanya, setelah arak-arakan mengantarkan tanah ke Daraga berakhir. Maka, dimulailah proses pembuatan Tabuik Gadang di masing-masing rumah tabuik, yaitu Rumah Tabuik Pasa dan Rumah Tabuik Subarang. (*)

Exit mobile version