Warung Mobil Ikhlas Dunsanak, Kebaikan dalam Nasi Bungkus Rp2 Ribu

Mobil Warung Ikhlas Dunsanak saat berkeliling menjual nasi bungkus dengan harga Rp2.000 untuk masyarakat dengan perekonomian menengah ke bawah. IST

Laporan Kiki Nofrijum

Dari usia tua hingga anak-anak tampak berjejer menunggu giliran untuk membeli nasi bungkus seharga dua ribu rupiah yang datang satu kali seminggu di berbagai titik di Kota Padang dan sekitarnya. Tak seperti rumah makan pada umumnya, penjual nasi bungkus dua ribu dari Warung Ikhlas Dunsanak ini datang dengan mobil bak berwarna hitam.

Mobil berwarung tersebut menuju titik-titik pemukiman masyarakat. Nelayan, pemulung menjadi salah satu pelanggan rutin dari Warung Ikhlas Dunsanak. Tahun depan Warung Ikhlas Dunsanak genap berusia 10 tahun sejak didirikan 2012 lalu mulai rutin berjualan nasi bungkus dengan harga miring itu.

Salah satu penggerak Warung Ikhlas Dunsanak, Dodi, Dt. Katumanggungan menceritakan, aksi sosial tersebut berawal dari kegiatan membagikan bantuan berupa nasi  bungkus kepada korban gempa padang 2009 lalu. Sejak itu, Dodi bersama temannya Budi dengan sejumlah temannya tergerak untuk terus menjalankan Warung Ikhlas Dunsanak tersebut.

“Kami dapat bantuan sebuah mobil pick up untuk beroperasi dari donatur, dan dana untuk bahan makanannya ini juga bersumber dari donator-donatur. Ada dokter, pengusaha, dosen, guru, pedagang, dan lainnya,” ujar Dodi kepada Haluan.

Kini Warung Ikhlas Dunsanak sudah memiliki rute tertentu untuk membagikan nasi bungkus Rp2.000. Pada hari Senin, Warung Ikhlas akan mendatangi Tempat Pembuangan Akhir (TPA) ataupun juga Lapai. Kemudian, Selasa di Pasia Jambak, lalu Rabu di  kawasan Pasar Lalang Balimbiang.

Pada hari Kamis, mobil Warung Ikhlas Dunsanak akan bertandang ke Padang Sarai. Sementara pada Jumat Warung Ikhlas Dunsanak akan mendatangi masjid yang ada di Pasia Sabalah dalam program Jumat Berkah. Sementara pada akhir pekan, Sabtu dan Minggu Warung Ikhlas Dunsanak selalu ke luar daerah, seperti Maninjau, Lubuk Basung, dan juga Payakumbuh dengan program yang sama.

Meski dijual dengan harga Rp2.000 perbungkus, nasi yang dijajalkan oleh Warung Ikhlas Dunsanak tetap memprioritaskan kualitas, dengan memberikan lauk pauk hingga sayuran dengan porsi seperti rumah makan.

“Nasi bungkusnya ini komplit dengan isi lauk pauk, sayur, tahu tempe, dan ditambah buah-buahan dengan harga Rp2.000. Ada suatu arti dan maksud yang ingin kami capai dalam berbagi ini, yaitu uang Rp2.000 ini nilai yang mudah didapatkan dan kami sengaja mematok harga, daripada harus membagikan secara gratis agar pembeli tidak terbiasa untuk meminta-minta nantinya,”katanya.

Aksi yang selalu dijalani Warung Ikhlas Dunsanak sampai sekarang ini, tidaklah selalu berjalan dengan baik dan lancar. Bahkan Warung Ikhlas Dunsanak juga pernah mendapatkan tudingan yang buruk, pengusiran, dan bahkan cemoohan. Sebagian masyarakat ada yang menganggap bahwa nasi yang dijual dengan murah itu, berasal dari bahan makanan yang telah basi dan tidak sehat.

“Pernah dulu, nasi kami sengaja dibelinya. Lalu di hadapan kami, nasi itu diberikan kepada anjing peliharaannya, dan bahkan pernah sengaja dibuangnya begitu saja. Tapi, itu semua menjadi pengalaman yang menjadikan kami untuk tetap semangat menjalani kegiatan ini,” katanya.

Semangat untuk berbagi yang terus digelorakan mendatangkan berbagai bantuan dan kebaikan bagi Warung Ikhlas Dunsanak, seperti adanya tambahan sumbangan-sumbangan bahan makanan dan materi lainnya. Dodi memisalkan kebutuhan beras yang minggu dibantu oleh penjual beras, atau bantuan donatur berupa ikan segar hingga buah-buahan. Menurut Dodi, Dt. Katumanggungan, itu merupakan keberkahan tersendiri dalam menjalani kegiatan ini.

“Kami menyakini, dengan berbagi itulah yang mendatangkan keberkahan yang berlimpah bagi kami. Bahkan dengan menjual nasi seharga dua ribu tersebut setiap hari, kami tidak pernah merasa kekurangan sedikitpun,” ujar Dodi.

Menurutnya, ada nilai penting yang didapatkan Warung Ikhlas Dunsanak dalam menjalani aksi berbagi tersebut, salah satunya terciptanya budaya antri oleh masyarakat di suatu daerah pesisiran pantai, yang mana di daerah tersebut terkenal akan sifat dan prilakunya yang keras. Akan tetapi, semenjak kedatangan Warung Ikhlas Dunsanak tersebut, budaya mengantre mulai hidup di tengah masyarakat.

“Ketika kami datang, masyarakt langsung tertib dan membuat antri dengan rapi. Mulai dari anak-anak hingga orang dewasa. Yang lebih terasa sekali bagi kami adalah ketika kami pernah membagikan sembako gratis kepada dan ada warga yang menyumbang uang bersama untuk diberikan kepada kami. Bahkan, warga telah segan menerima sesuatu barang dengan gratis. Itulah yang sebenarnya menjadi suatu kebanggan bagi kami, di mana mereka telah tertanam jiwa untuk berusaha mendapatkan sesuatu,” ujarnya menambahkan.

Warung Ikhlas Dunsanak pun dapat diterima dengan baik dan selalu menjaga hubungan baik dengan masyarakat setempat. Bahkan masyarakat bersedia mengkoordinasikan situasi dan keaadaan lapangan dan juga ikut membantu menjadi relawan Warung Ikhlas Dunsanak. Keberhasilan akan perubahan dampak yang baik bagi masyarakat yang merasa terbantu itu, menjadi kesenangan nyata bagi Warung Ikhlas Dunsanak untuk terus menjalani kegiatannya ke depan. Seperti sekarang ini, Warung Ikhlas Dunsanak telah membuat program baru seperti Butik seharga 2 ribu yang diadakan sekali sebulan. Lalu pengobatan gratis yang bekerjasama dengan puskesmas setempat, serta pustaka bagi anak-anak.

Exit mobile version