PADANG, HARIANHALUAN.ID —Badan Penanggulangan Bencana Daerah atau BPBD Sumbar mencatat, sejak beberapa hari terakhir telah menerima dua laporan terjadinya karhutla di wilayah Kota Payakumbuh dan di Kabupaten Pesisir Selatan.
“Laporan karhutla pertama dilaporkan terjadi di daerah Rei 10, Nagari Teluk Ampalu, Kecamatan Pancung Soal, Kabupaten Pessel. Sementara yang kedua terjadi di Bukik Kayu Gadang, Kelurahan Payolansek serta di Kelurahan Kubu Godang, Kecamatan Payakumbuh Barat, Kota Payakumbuh,” ujar Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Sumbar, Rudy Rinaldi melalui juru bicara BPBD Sumbar, Ilham Wahab.
Ilham menjelaskan, karhutla yang terjadi di Kabupaten Pessel dilaporkan telah terjadi sejak Sabtu (27/7) hingga Minggu (28/7). Penyebabnya diduga berasal dari puntung rokok yang dibuang sembarangan dan menyebar melalui angin yang membawa puing puing api.
Meski mengaku tidak mengetahui secara jelas luasan lahan yang terbakar, namun menurut Ilham, kebakaran hutan dan lahan yang terjadi di daerah itu sempat menyebabkan terjadinya kabut asap serta menimbulkan kerugian bagi para petani sawit.
“Sejauh ini TRC BPBD Pos Tapan telah melakukan asesmen di lokasi sebagai evaluasi. Pemadaman api dilakukan petugas bersama dengan masyarakat sekitar,” ujarnya.
Sementara karhutla yang terjadi di wilayah Kota Payakumbuh dilaporkan terjadi di kawasan Bukik Kayu Gadang Kelurahan Payolansek serta di Kelurahan Kubu Godang, Kecamatan Payakumbuh Barat.
Di daerah tersebut, areal lahan yang terbakar diperkirakan seluas kurang lebih lima hektare. Namun begitu, sampai saat ini kobaran api telah berhasil dipadamkan oleh petugas yang dibantu masyarakat sekitar.
Ilham menekankan, di tengah cuaca panas yang sampai saat ini masih terjadi di sebagian wilayah Sumbar, masyarakat diimbau untuk lebih berhati-hati dalam melakukan aktivitas yang melibatkan api, seperti melakukan pembukaan lahan, membuat api unggun pada saat berwisata, membuang puntung rokok, dan sebagainya.
Sebab, kobaran api akan begitu cepat menjalar di tengah cuaca panas seperti ini. “Kami imbau masyarakat untuk berhati-hati dalam membuka lahan, camping di alam terbuka, membuat api unggun, atau bahkan membuang puntung rokok. Hal itu perlu diperhatikan betul oleh masyarakat untuk mencegah terjadinya karhutla yang tidak kita inginkan dan berpotensi merusak dan mencemari lingkungan,” katanya.(*)