Pada bisnis menara telekomunikasi, Mitratel mencatat pendapatan Rp4,5 triliun atau tumbuh 7,8% YoY, didorong oleh pendapatan sewa menara. EBITDA dan laba bersih tumbuh masing-masing sebesar 10,2% dan 4,1% YoY. EBITDA margin meningkat 1,9 percentage point menjadi 83,1% sementara Net Income margin tumbuh sehat dan berada pada 23,9%. Sepanjang semester I 2024, Mitratel menambah sebanyak 567 tower baru sehingga total kepemilikan tower menjadi 38.581 tower dengan tenancy ratio yang meningkat cukup baik dari 1,49x di 2023 menjadi 1,52x pada akhir Juni 2024.
Sejalan dengan agresivitas Perseroan menjalankan strategi utama 5 Bold Moves dalam mengembangkan ekosistem data center, sektor bisnis TelkomGroup menunjukkan hasil yang positif melalui anak usahanya, NeutraDC. Hingga Juni 2024, bisnis Data Center dan Cloud TelkomGroup membukukan pendapatan sebesar Rp1 triliun atau tumbuh 22,0% YoY. Ini merupakan sinyal positif di mana Perseroan meyakini bahwa upaya yang tengah dilakukan adalah langkah yang tepat.
NeutraDC tengah mempersiapkan tambahan kapasitas data center hingga 18 MW untuk Hyperscale Data Center Cikarang yang ditargetkan siap beroperasi pada akhir 2024. Sementara itu, Hyperscale Data Center Batam dengan total kapasitas 18 MW juga telah memasuki tahap konstruksi dengan estimasi mulai beroperasi pada tahun 2025. Sepanjang semester pertama tahun 2024, Telkom telah mempersiapkan rencana unlocking bisnis data center melalui proses due diligence dan mendekati beberapa calon partner, yang diharapkan prosesnya selesai pada tahun ini. TelkomGroup akan terus memperkuat bisnis data center-nya agar memiliki daya saing global sebagai pemain di ekosistem data center.
Selanjutnya, Perseroan juga memiliki inisiatif InfraCo melalui entitas PT Telkom Infrastruktur Indonesia yang dibentuk pada akhir 2023 yang fokus pada pengelolaan infrastruktur dan jaringan. Sepanjang semester pertama tahun ini, Perseroan telah melakukan persiapan operasional mencakup uji coba layanan dan proses bisnis, pengangkatan dewan direksi, dan pemenuhan sumber daya manusia. Operasionalisasi perusahaan akan mulai dilakukan pada 1 Agustus 2024 sebagai perusahaan yang mengelola pemeliharaan aset fiber Telkom (managed service company). Selanjutnya monetisasi aset perusahaan dan transfer aset fiber Telkom ke PT Telkom Infrastruktur Indonesia direncanakan akan dilakukan pada tahun 2025.
Ke depannya, Telkom Infrastruktur Indonesia berkomitmen untuk mendukung TelkomGroup dalam membentuk sebuah standar baru dalam hal inovasi, dan penciptaan nilai, melalui capex yang lebih efisien, sejalan dengan kontribusi perseroan dalam mengakselerasi pembangunan konektivitas nasional dan adopsi digital.
Hingga Juni 2024, total belanja modal perseroan mencapai Rp11,7 triliun atau 15,5% dari total pendapatan. Anggaran ini difokuskan pada pengembangan infrastruktur jaringan telekomunikasi demi pengalaman digital pelanggan yang lebih baik. Anggaran belanja modal tersebut di antaranya digunakan untuk pembangunan BTS 4G dan 5G, penggelaran sistem komunikasi kabel laut, serta pembangunan Hyperscale Data Centers di Cikarang dan Batam. (*)