Gelar Pameran “Warna Muda”, Dangau Studio Undang Kolektor Seni di Sumbar

HARIANHALUAN.ID – Komunitas Seni Dangau Studio berkolaboraai dengan Dinas Pariwisata Kota Padang mengadakan pameran seni rupa bertajuk “Warna Muda” di Gedung Bagindo Aziz Chan atau kini resmi bernama Padang Youth Centre. Kegiatan ini dalam rangka menyambut hari ulang tahun Kota Padang yang jatuh setiap 7 Agustus melalui Festival Siti Nurbaya mulai berlangsung pada hari ini, Sabtu 3 Agustus hingga Senin 5 Agustus mendatang.

Dalam helatan ini, pendiri Dangau Studio, Budi Irwandi mengatakan ada sekitar 40 pengkarya melibatkan karyanya untuk dipamerkan.

“40 pengkarya ini sebagian besar berasal dari generasi muda atau para perupa yang belum tergolong senior. Harapan kita dengan semangat merangkul generasi muda, akan berkembang lingkungan berkesenian yang berkelanjutan di Kota Padang khususnya dan Sumatera Barat umumnya,” ungkap Budi.

Sejalan dengan upaya merangkul penikmat seni, Dangau Studio juga menggelar Art Therapy di Padang Youth Centre. Art Therapy adalah sebuah kegiatan mencoret bebas dengan tujuan memberi kesempatan para pesertanya untuk bebas berekspresi melalui garis, warna, dan/atau gambar.

“Karena untuk membentuk iklim berkesenian yang masif dan berkesinambungan di sebuah wilayah, tidak cukup hanya mengumpulkan para pelaku seni saja. Para penikmat seni juga harus dirangkul dan diberi wadah,” ungkap alumni Sekolah Menengah Seni Rupa (SMSR) yang pernah mengecap pendidikan ISI Yogyakarta itu.

*Berharap Memunculkan Para Kolektor*

Sebagai seorang seniman rupa, ia juga berharap kegiatan ini turut memunculkan semangat warga Padang dan Sumatera Barat untuk menjadi kolektor seni.

Menurutnya tak dapat dipungkiri, lingkungan kesenian yang masif seperti di Yogyakarta dan Bali turut didukung dengan banyaknya kolektor yang mengapresiasi seni dengan membeli dan mengoleksi karya seniman setempat.

“Dengan demikian kita bisa bicara bahwa seniman dapat hidup mandiri dengan dedikasi mereka dalam berkarya. Apa lagi, seni juga merupakan kebutuhan jiwa manusia secara umum,” imbuhnya.

Sehingga, menjelang ulang tahun Kota Padang yang ke-355 ini ia berharap muncul kolektor-kolektor baru terutama dari kalangan muda generasi milenial dan gen z. Apa lagi Padang tidak kekurangan tempat usaha yang berkaitan dengan pariwisata dan seni, misalnya hotel dan coffeeshop.

Ia menegaskan Padang tidak kekurangan seniman. Buktinya, banyak seniman besar yang berkiprah di tingkat nasional maupun internasional berasal dari Sumatera Barat.

Bahkan di Yogyakarta sebagai salah satu pusat industri seni rupa di Indonesia, ada komunitas seni Sakato dan kelompok seni Jendela yang pengaruhnya dalam estetika maupun industri tidak diragukan lagi.

Apa lagi Sumatera Barat juga punya sekolah dan kampus seni seperti SMSR yang kini dikenal sebagai SMK Negeri 4 Padang dan Institut Seni Indonesia (ISI) Padang Panjang.(*)

Exit mobile version