AGAM, HARIANHALUAN.ID — Sejak turun status menjadi Level II (Waspada) aktivitas Gunung Marapi yang terletak di Kabupaten Agam dan Kabupaten Tanah Datar terus menunjukkan tren penurunan. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) melaporkan, secara kuantitas harian, aktivitas letusan semakin jarang terjadi.
Kepala PVMBG, Priatin Hadi Wijaya menyebutkan, sejak status gunung api tersebut diturunkan dari Level III (Siaga) menjadi Level II (Waspada), terjadi penurunan aktivitas kegunungapian. Secara visual, aktivitas Marapi masih teramati maksimum 250 meter di atas puncak.
Sesekali erupsi atau letusan juga teramati dengan tinggi kolom abu maksimum 800 meter di atas puncak. Gempa-gempa yang berkaitan dengan tekanan dan pasokan magma dari kedalaman terutama gempa vulkanik dalam sedikit mengalami peningkatan.
Begitu juga dengan gempa tektonik lokal di sekitar Gunung Marapi yang menunjukkan sedikit peningkatan. “Sejauh ini peningkatan yang terjadi masih bersifat fluktuatif,” kata Hadi, Minggu (4/8/2024).
Selain itu, dari evaluasi yang dilakukan PVMBG energi seismik yang tercermin dari real time seismic amplitude measurement tergolong rendah dengan fluktuasi di sekitar baseline.
Kemudian, grafik deformasi tiltmeter menunjukkan kecenderungan stabil serta tidak menunjukkan pengempisan maupun penggembungan pada tubuh gunung api.
Masih dalam laporan yang sama, diketahui laju emisi (fluks) gas SO2 Gunung Marapi dari satelit Sentinel yang berkaitan dengan pasokan magma tergolong rendah, berfluktuasi di bawah 300 ton per hari sejak 26 April 2024. Bahkan, terakhir terukur 19 ton per hari pada 31 Juli 2024. “Berdasarkan evaluasi data-data pemantauan maka secara umum, aktivitas Gunung Marapi relatif stabil,” ujarnya.
Meskipun demikian, potensi terjadinya erupsi masih tetap ada sebagai bentuk dari pelepasan sisa energi menuju kondisi kesetimbangan. Jika tidak terjadi peningkatan pasokan magma, maka erupsi yang dapat terjadi diperkirakan berskala kecil dengan potensi bahaya dari lontaran material letusan berada di sekitar puncak Marapi atau di dalam radius tiga kilometer dari pusat aktivitas (kawah verbeek). (*)