KOTA SOLOK, HARIANHALUAN.ID — Polemik soal pelarangan penggunakan jilbab oleh Badan Pembina Ideologi Pancasila (BPIP) saat pengukuhan anggota Paskibraka di Ibu Kota Nusantara menimbulkan kegaduhan di tengah masyarakat. Banyak pihak telah melayangkan keberatannya atas pelarangan penggunaan jilbab tersebut, karena dinilai tidak menghargai perbedaan.
Diketahui, salah satu dari anggota Paskibraka tahun ini adalah siswa SMAN 1 Kota Solok, Maulia Permata Putri. Ia didapuk menjadi pembawa baki sangsaka merah putih saat upacara kemerdekaan di Ibu Kota Nusantara pada tanggal 17 nanti.
Menanggapi itu, Wakil Kesiswaan SMAN 1 Kota Solok, Dwi Suyarto menyampaikan, meski polemik ini bisa dikatakan telah selesai, dengan dikeluarkanya pernyataan oleh Sekretariat Negara, bahwa setiap anggota Paskibraka perempuan tidak dilarang menggunakan jilbab saat upacara nanti.
“Akan tetapi, dapat dipastikan, hal ini pasti akan dikenang sebagai preseden tidak baik dari panitia seleksi anggota Paskibraka, dan hal ini juga akan melekat kuat dalam ingatan masyarakat, dan bukan hanya menjadi catatan sejarah,” ungkapnya, Kamis (15/8).
Dwi juga berharap, agar kedepannya, panitia seleksi anggota Paskibraka lebih arif dalam membuat peraturan terkait seleksi anggota Paskibraka, dan jangan sampai kejadian seperti ini terulang lagi di masa yang akan datang.
“Dan semoga polemik ini nantinya juga tidak mempengaruhi semangat Maulia Permata Putri, dan dia mampu menyelesaikan tugasnya dengan baik dari awal sampai akhir,” harapnya.
Diceritakannya, Maulia Pertama Putri adalah siswa yang rajin dan berprestasi di sekolah, Maulia juga memiliki kegigihan dan keuletan yang sangat tinggi. Memiliki banyak prestasi, baik akademik maupun non akademik
“Sehingga dengan semangat dan kegigihan yang ia miliki tersebut, kini membuatnya terpilih menjadi salah satu siswa terbaik yang mengkuti Pendidikan dan Pelatikan Calon Paskibraka Tingkat Pusat di Jakarta,” tutupnya. (*)