Harga TBS Tidak Sesuai, Petani Sawit Dharmasraya Alami Kerugian

Tumpukan sawit

Tumpukan kelapa sawit di PKS akibat larangan ekspor CPO, beberapa hari yang lalu. MARYADI

HALUANNEWS, DHARMASRAYA – Satu poin kekhawatiran petani kelapa sawit telah terjawab dengan dibukanya kran ekspor CPO oleh Presiden Jokowi, namun masalah harga tandan buah segar (TBS) belum terjawab.

Pasalnya, pabrik kelapa sawit (PKS) belum membeli TBS petani sesuai dengan harga yang sudah ditetapkan Dinas Perkebunan (Disbun) Provinsi Sumbar.

Menurut salah seorang petani kelapa sawit, Habibi kepada Harianhaluan.id menyebutkan, harga beli PKS saat ini hanya Rp1.860 per kilogramnya, sementara harga yang sudah ditetapkan pemerintah sebesar Rp2.712 per kilogramnya.

Artinya, kata Habibi, petani mengalami kerugian dari harga yang sudah ditetapkan sebesar Rp852 per kilogramnya.

Ia meminta kepada Gubernur Sumbar yang sudah mengeluarkan SE agar PKS membeli TBS petani sesuai dengan harga yang sudah ditetapkan oleh Disbun Sumbar atau sesuai yang ditetapkan oleh tim penetapan harga TBS.

Dewan Pembina Apkasindo Kabupaten Dharmasraya, Jhon Nasri yang juga Sekretaris Apkasindo Sumbar, meminta kepada Gubernur Sumbar agar surat edaran yang sudah diterbitkan agar dilaksanakan oleh PKS.

Apabila tidak dilaksanakan, hak petani sesuai dengan harga yang ditetapkan akan hilang atau rugi sebesar Rp852 perkilogram, dengan jumlah panen 2.000 ton, maka kerugian petani sebesar Rp1.704.000.000 atau Rp1,7 miliar.

Sementara hasil panen petani dalam satu bulan sebesar 60 ribu ton, maka kerugian petani sawit sebesar Rp51.120.000.000 atau Rp51,12 miliar setiap bulannya.

“Saya minta ketegasan pemerintah dalam hal ini, agar PKS menjalankan atau membeli TBS petani sesuai dengan harga yang ditetapkan,” tutur Jhon Nasri. (*)

Exit mobile version