Selanjutnya, untuk bawang merah lahan yang terdampak 32,60 hektare dan yang mengalami puso 9,00 hektare. Termasuk untuk sayuran lainnya yang tercatat terdampak seluas 268,55 hektare dan yang mengalami puso 93,50 hektare. “Jadi total lahan yang terdampak itu tercatat 5.971,08 hektare dan kondisi pertanian yang mengalami puso mencapai 1.180,39 hektare,” ujarnya.
Melihat kondisi yang seperti itu, maka perlu bagi pemerintah untuk memberikan solusi dan kepedulian terhadap petani yang merasakan dampak akibat bencana alam tersebut. Untuk itu, Pemprov Sumbar turut menyampaikan kebutuhan penanganan bencana terhadap pertanian itu kepada Mentan. Kemudian secara bersama-sama dengan Pemprov Sumbar dan pemerintah kabupaten/kota turut mengambil langkah-langkah mitigasi dan adaptasi bencana.
Lebih lanjut, ia juga mengklaim telah banyak capaian yang berhasil ditorehkan dalam kurun lima tahun kepemimpinan Gubernur Sumbar, Mahyeldi Ansharullah dan Wakil Gubernur, Audy Joinaldy.
Beberapa capaian penting imbas pemberlakukan kebijakan alokasi 10 persen APBD bagi sektor pertanian Sumbar itu adalah peningkatan Nilai Tukar Petani (NTP) yang saat ini angkanya diklaim telah berada di atas 100.
“Artinya, berusaha di bidang pertanian sudah menguntungkan dengan dibantu oleh pemerintah pada aspek sarana produksi, pupuk, alsintan, pengendalian hama penyakit, dan sebagainya,” ucapnya.
Febrina menyebut, Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP) petani Sumbar juga sudah berada di atas 100. Sementara untuk pendapatan petani Sumbar saat ini baru akan bisa diukur pada tahun sebelumnya. “Alhamdulillah pendapatan petani terus naik. Artinya, kebijakan 10 persen APBD Sumbar bagi sektor pertanian telah berefek,” katanya.