MENTAWAI, HARIANHALUAN.ID —Sebanyak 24 desa di Kabupaten Kepulauan Mentawai berada di zona merah ancaman bencana gempa dan tsunami Megathrust Mentawai. Warga diminta untuk tidak panik secara berlebihan, sembari tetap mewaspadai potensi gempa dan tsunami yang bisa datang kapan saja itu.
Pj Bupati Mentawai, Fernando Jongguran Simanjutak mengatakan, terdapat 24 desa dari 43 desa di 10 kecamatan di pesisir pantai Kepulauan Mentawai yang berada di zona tidak aman dari bencana tsunami. Kondisi tersebut membuat pemerintah dan instansi kebencanaan secara terus-menerus melakukan program peningkatan kapasitas kesiapsiagaan bencana.
Ia menjelaskan, Kepulauan Mentawai merupakan salah satu daerah di Indonesia yang memiliki potensi tinggi terhadap bencana gempa bumi dan tsunami karena berada di zona Megathrust Mentawai, zona rawan gempa bumi akibat pertemuan dua lempeng Indo Australia dan Eurasia, yang mana menurut para ahli akan terjadi gempa berkekuatan 8,9 M di barat daya Pulau Siberut.
“Gempa itu berpotensi menimbulkan tsunami setinggi 20 meter dalam waktu 7 menit. Kondisi ini menuntut kita untuk lebih waspada dan memperkuat kesiapsiagaan,” tuturnya.
Sementara itu, Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto mengimbau masyarakat agar tidak panik menanggapi isu tersebut, karena sejauh ini belum ada ilmuan yang bisa memastikan kapan bencana tersebut datang. Namun yang perlu ditingkatkan adalah kesiapsiagaan diri dan mengetahui apa saja yang harus dilakukan ketika bencana datang.
“Bencana tsunami yang terjadi di Mentawai beberapa tahun silam harus dijadikan pengingat agar tetap selalu meningkatkan kewaspadaan. Harapan kita semoga tidak terjadi semasa hidup kita atau anak-anak cucu kita. Kalau bisa harapan kita 10 generasi ke depan lagi. Tapi kan kita tidak tahu kapan bencana akan terjad. Untuk itu, jangan panik dan teruslah beraktivitas seperti biasa, namun tetap selalu waspada,” katanya. (*)