Dinkes Kota Pariaman : Dua Warga Meninggal Akibat DBD

Dinas Kesehatan atau Dinkes Kota Pariaman mencatat dua warga meninggal akibat terjangkit demam berdarah dengue atau DBD

Dinas Kesehatan atau Dinkes Kota Pariaman mencatat dua warga meninggal akibat terjangkit demam berdarah dengue atau DBD

PARIAMAN, HARIANHALUAN.ID – Dinas Kesehatan atau Dinkes Kota Pariaman mencatat dua warga meninggal akibat terjangkit demam berdarah dengue atau DBD sejak Januari-Agustus 2024. Korban berdomisili di Desa Air Santok di Kecamatan Pariaman Timur dan Desa Kurai Taji di Kecamatan Pariaman Selatan.

Menurut data Dinas Kesehatan, kasus tersebut mengalami peningkatan dengan capaian kasus sebanyak 68 selama rentang waktu tersebut.

Meningkatkan DBD disinyalir karena memasuki musim penghujan dan kesadaran masyarakat Kota Pariaman yang masih rendah melaksanakan gerakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN).

Plt Kepala Dinas Kesehatan Kota Pariaman, Hendri Putra mengatakan, jentik nyamuk penyebab DBD biasa ditemukan di genangan air bersih. 

Oleh sebab itu, ia meminta masyarakat rutin mengganti atau membersihkan genangan air satu pekan sekali. Kendati begitu, dalam mencegah kasus, Hendri menyebut pihaknya kewalahan mengajak masyarakat menjaga kebersihan lingkungan.

Menurutnya, tindakan fogging yang telah dilakukan hanya sebatas pencegahan sementara dan memerlukan gotong royong masyarakat memberantas sarang nyamuk secata rutin setiap pekan.

“Sejauh ini, pihak Dinkes rutin melakukan fogging ke desa-desa yang terjangkit DBD. Namun, kita tetap memberi sosialisasi kepada masyarakat agar selalu menjaga kebersihan lingkungan, terutama membersihkan genangan air setiap seminggu sekali,” ungkap Hendri.

Ia menjelaskan, fogging merupakan tindakan penyemprotan asap atau kabut yang mengandung insektisida ke udara untuk membunuh nyamuk dewasa dan memutus rantai penularan penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD).

Sementara PSN, mencakup kegiatan menguras dan menyikat tempat penampungan air, menutup tempat penampungan air, serta menaburkan bubuk larvasida pada tempat penampungan air yang sulit dibersihkan.

“Selain itu, PSN juga mencakup kegiatan menggunakan obat nyamuk atau anti nyamuk, menggunakan kelambu saat tidur dan menaruh ikan di penampungan air,” paparnya.

Adapun daerah yang terjangkit tersebar di empat kecamatan dengan Kecamatan Pariaman Utara memiliki jumlah kasus tinggi yaitu 23 kasus. Sementara itu, jumlah kasus di Kecamatan Pariaman Selatan sebanyak 21 kasus, Kecamatan Pariaman Tengah 17 kasus dan Kecamatan Pariaman Timur 7 kasus.

Lebih lanjut, ia menjelaskan, tingginya kasus DBD disebabkan beberapa faktor seperti curah hujan tinggi, tingkat kebersihan dan kesadaran masyarakat terhadap penyebab jentik nyamuk, serta daya tahan tubuh.  Selain upaya fogging, Hendri berharap masyarakat bisa lebih peduli dengan kebersihan lingkungan sekitar.

“Berdasarkan arahan Pj Wali Kota, Dinas Kesehatan langsung mengambil tindakan penanganan dan pencegahan penyebaran kasus. Imbauan dan edukasi kepada masyarakat harus tetap digencarkan untuk menekan kasus DBD,” ujarnya.

Mengingat peningkatan kasus yang melebihi target, Hendri mengatakan bahwa penekanan kasus DBD menjadi perhatian utama dalam program Dinas Kesehatan selain Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Polio. (*)

Exit mobile version