Kembali Terulang, Kekerasan Kian Menghantui Anak dan Perempuan di Sumbar

Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Kota Padang mencatat sebanyak 42 kasus kekerasan terhadap anak.

Kasus pemerkosaan dan pembunuhan yang menimpa Nia Kurnia di Kayu Tanam, Padang Pariaman harus menjadi peringatan keras bagi Sumbar

PARIAMAN, HARIANHALUAN.ID — Kasus pemerkosaan dan pembunuhan yang menimpa Nia Kurnia seorang gadis penjaja gorengan yang baru berusia 18 tahun di Kayu Tanam, Padang Pariaman harus menjadi peringatan keras bagi Sumbar akan ancaman kekerasan bagi anak dan perempuan.

Anggota DPRD Sumbar, Endarmy menyatakan keprihatinan atas meninggalnya Nia Kurnia Sari yang diduga dibunuh, setelah terlebih dahulu diperkosa. Anggota dewan Daerah Pemilihan (Dapil) Padang Pariaman-Kota Pariaman itu menyebut, kejadian yang menimpa Nia Kurnia merupakan alarm bagi semua pihak untuk lebih meningkatkan perhatian dalam upaya melindungi kaum perempuan dari segala bentuk tindak kekerasan. 

“Apa yang dialami Nia Kurnia adalah peristiwa yang sangat memprihatinkan terjadi di daerah kita. Saya minta persoalan ini mendapat perhatian serius dari pemerintah daerah dan semua pihak terkait. Harus ada antisipasi agar kejadian serupa tidak terjadi lagi di masa mendatang. Ini terkait juga dengan upaya untuk melindungi perempuan dari segala bentuk tindak kekerasan,” ujar Endarmy, Rabu (11/9). 

Endarmy mengatakan, sejumlah faktor bisa menjadi pemicu maraknya tindak kriminal di tengah masyarakat, seperti penggunaan obat obat terlarang atau narkoba, pengaruh gawai, faktor ekonomi, hingga sejumlah faktor lainnya. Beberapa faktor tersebut bisa menyebabkan tindakan seseorang menjadi tidak terarah, sehingga berani melakukan tindak kriminal seperti pemerkosaan bahkan pembunuhan. 

Agar kasus kriminal serupa bisa ditekan, srikandi Partai NasDem itu meminta kepada pemerintah daerah untuk memperbanyak program-program pembinaan di tengah masyarakat. Terutama yang menyasar generasi muda yang memang rentan terpengaruh hal-hal negatif. 

“Kegiatan pembinaan harus diperbanyak, terutama yang menyasar remaja, karena remaja adalah kelompok yang rentan terpengaruh dengan hal-hal negatif. Ini merupakan PR untuk pemerintah, dalam hal ini khususnya Pemerintah Kabupaten Padang Pariaman bersama pihak terkait lainnya,” katanya. 

Sebagai wakil rakyat dari Dapil II Kabupaten Padang Pariaman dan Kota Pariaman, Endarmy meminta kepada pihak kepolisian untuk cepat melakukan penangkapan terhadap pelaku. Jika ditemukan, ia minta hukum ditegakkan dengan seadil-adilnya. 

Endarmy mengaku hatinya sangat terenyuh atas apa yang menimpa Nia Kurnia. Sebab, dari cerita orang-orang terdekat korban, remaja perempuan itu adalah anak yang baik dan berbakti pada orang tua. 

Saat mendatangi Anggota DPRD Sumbar Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Firdaus yang juga dari Dapil Padang Pariaman-Kota Pariaman menyampaikan turut berduka cita atas meninggalnya Nia Kurnia yang diduga dibunuh. 

Jika dugaan ini benar adanya, ia sangat menyayangkan perilaku orang yang telah berbuat tindakan keji tersebut. Firdaus juga berterima kasih kepada pihak kepolisian, BPBD, TNI, dan masyarakat yang telah berperan aktif melakukan pencarian Nia Kurnia sejak dilaporkan hilang hingga ditemukan. 

“Kita sama-sama berduka. Kejadian ini menjadi catatan penting bagi kita semua, baik itu masyarakat, pemerintah, DPRD, TNI, Polri, dan lembaga adat untuk memastikan agar hal ini tidak terulang lagi ke depannya. Kita pikirkan dan lakukan bersama-sama,” ujar Firdaus. 

Firdaus mengatakan, luka dan kesedihan yang dirasakan keluarga tentu saja teramat besar. Namun, hal itu dapat diredakan dengan rasa kebersamaan dan kekeluargaan dari seluruh masyarakat. “Mari bersama-sama kita tenangkan sanak saudara kita yang sedang bersedih dan berduka. Semoga dengan kehadiran kita membuat keluarga mendapat kekuatan dalam menghadapi cobaan,” tutur Firdaus. (*)

Exit mobile version