PADANG, HARIANHALUAN.ID — Ketua Dewan Pengurus Daerah (DPD) Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Sumatera Barat (Sumbar), Nanda Satria mengajak generasi muda untuk benar-benar membekali diri dengan softskill maupun hardskill dalam menyambut bonus demografi serta visi Indonesia emas 20245 mendatang.
Aktivis muda yang kini diamanahi sebagai Wakil Ketua DPRD Sumbar itu juga meminta pemerintah daerah untuk terus memperkuat program-program pemberdayaan pemuda serta UMKM dan ekonomi kreatif yang selama ini telah berjalan dalam upaya mengatasi tingkat pengangguran di Sumbar.
“Seluruh program dorongan kepemudaan yang telah dilaksanakan pemerintah daerah, sebenarnya sudah bagus. Namun masih ada beberapa hal yang perlu dibenahi untuk mengakomodasi kepentingan dan imajinasi pemuda,” ujarnya kepada Haluan, Minggu (27/10).
Nanda Satria mengungkapkan bahwa Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumbar memang telah memiliki beberapa program khusus yang diharapkan menjadi solusi atas berbagai persoalan dan tantangan yang dihadapi pemuda Sumbar pada hari ini.
Program-program tersebut di antaranya penciptaan 100 ribu entrepreneur baru, dukungan pinjaman modal usaha tanpa agunan bagi pelaku UMKM lewat KPUM Simamak, serta berbagai program pemberdayaan kepemudaan yang terus dijalankan Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Sumbar.
“Artinya, kegiatannya ada. Tapi imbas gerakannya kita belum melihat, kecuali hanya berupa data-data yang disampaikan. Ke depannya kami berharap agar program -program seperti ini dilaksanakan dengan kolaborasi serta melibatkan komunitas civil society kepemudaan,” ucapnya.
Dalam menjalankan program-program kepemudaan, kata Nanda, Dispora Sumbar sepertinya masih terlihat hanya berfokus kepada program-program yang bersifat mandatori. Situasi ini sering kali menyebabkan detail kegiatan yang dirancang akhirnya malah tidak sesuai dengan ekspektasi anak muda yang menjadi sasaran.
Agar situasi ini tidak terus berlanjut, mungkin akan lebih baik jika anggaran kegiatan tersebut dilempar langsung kepada komunitas-komunitas pemuda yang akan menggarap. Sebab pada kenyataannya, para aktivis penggerak pemuda seringkali bergerak dengan anggaran yang sangat terbatas. “Kita sama-sama tahu bahwa komunitas ini kadang dikasih minyaknya sedikit, tapi jalannya jauh,” ucapnya.
Selaku Ketua KNPI Sumbar, ia menyadari bahwa Sumbar sedang menghadapi persoalan serius terkait ketersediaan lapangan pekerjaan dan minimnya serapan angkatan kerja. Untuk itu, salah satu pilihan yang paling realistis adalah mencetak sebanyak-banyaknya wirausahawan baru.
Menjawab tantangan itu, dalam rangka menyongsong peringatan Hari Sumpah Pemuda tahun 2024 ini, KNPI Sumbar baru saja selesai menggelar kegiatan AktivisPreneur bertajuk “Workshop Branding dan Digital Marketing Lanjutan” di Universitas Negeri Padang (UNP) pada tanggal 22 Oktober 2024 lalu.
Kegiatan tersebut bertujuan untuk menambah softskill dan semangat para aktivis kepemudaan Sumbar untuk berwirausaha. Di samping juga merangsang keikutsertaan para wirausahawan muda Sumbar untuk terlibat lebih dalam lagi dalam kegiatan yang notabene sangat diperlukan dalam mendorong kemauan daerah.
“Jadi, kalau biasanya aktivis itu jangan hanya mikirin orang terus, tapi lupa memperjuangkan nasibnya sendiri. Begitupun dengan entrepreneur yang biasanya hanya memperjuangkan nasib karyawan atau bisnisnya sendiri. Jangan lupa lakukan kegiatan untuk membantu kemajuan daerah,” ujarnya.
Politisi muda Partai NasDem ini menekankan, untuk menyongsong bonus demografi dan visi Indonesia Emas 2045 nanti, anak muda Sumbar mutlak harus membekali diri masing-masing dengan pengetahuan dan softskill maupun hardskill di bidang digital.
Untuk menjawab tantangan perkembangan zaman yang begitu pesat pada tahun-tahun mendatang, pendidikan vokasi di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) harus terus dibenahi untuk menghasilkan lulusan terbaik dan berkualitas tinggi yang siap pakai di dunia kerja ataupun mampu membuka lapangan pekerjaan sendiri.
“Sebagai anak muda kita harus ingat bahwa kita di masa depan adalah apa yang kita lakukan kemarin dan esok hari. Kita harus mempersiapkan peluang. Jangan membuang-buang waktu untuk hal-hal yang tidak produktif. Jika kita tidak berasal dari keluarga konglongmerat jangan sampai melarat,” katanya. (*)