Berkabar di Kaba Festival 2024

PADANG, HARIANHALUAN.ID – Gerak mendalam, bergelimang di atas panggung. Lampu-lampu menyorot tajam. Dalam 180 menit pertunjukan, tiga karya seni pertunjukan kontemporer memainkan panggungnya, pada Kaba Festival 2024 di Gedung Manti Menuik Ladang Tari Nan Jombang, Padang, Jumat (1/11) lalu.

Ada “Beautiful Paradise” dari Aga Alamsyah Kawai Music Studio (Padang), “Ritual Gubang” dari Ruki Daryudi Tankcer Dance Studio (Tanjung Pinang), dan “Table” dari Iing Sayuti (Indramayu). Di hari kedua, Sabtu (2/11), Kaba Festival menghadirkan workshop tari bersama Iing Sayuti dan dialog tari bersama Ery Mefri.

Direktur Kaba Festival, Angga Mefri, mengatakan Kaba Festival selalu berpijak pada apresiasi Nan Jombang Dance Company dalam proses berkesenian. Menurutnya, proses berkesenian tak ternilai harganya.

“Proses itu jati diri sesungguhnya dalam berkesenian. Yang menghidupkan seni itu adalah proses, bukan karya. Proses menandakan bahwa karya itu akan lahir. Makanya Kaba Festival secara konsisten selama 36 tahun ini hadir untuk mengapresiasi proses seniman dalam berkesenian,” katanya.

Begitu juga yang diutarakan Program Officer Bakti Budaya Djarum Foundation, Rieka Nur Asy Sam, selaku pendukung penuh jalannya Kaba Festival 2024 ini. Kata Rieka, konsistensi Kaba Festival adalah hal utama yang membuat Djarum Foundation melirik gelaran festival Nan Jombang Dance Company ini.

“Nan Jombang tidak lelah memberikan ruang bagi seniman dan ruang berkesenian. Mereka terus berjalan tanpa dibantu atau tidaknya. Inilah yang membuat Djarum Foundation hadir atas rekam jejak yang diberikan Nan Jombang, dan kami sangat mengapresiasi dengan luar biasanya,” katanya.

Selain itu, Bakti Budaya Djarum Foundation yang telah mendukung sejak tahun 2016 menyampaikan terima kasihnya atas dedikasi penuh yang ditunjukkan Nan Jombang Dance Company untuk terus menghadirkan ruang dan menumbuhkan ekosistem berkesenian di Sumatra Barat dan juga bagi Indonesia.

36 Tahun Kaba Festival

Ery Mefri, sang maestro tari Indonesia asal Saniang Baka Solok itu mengulang kembali jalannya Kaba Festival. Festival ini telah berjalan 36 tahun lamanya, sejak Kaba Festival dirintis pada tahun 1988 yang diawali penamaannya dengan Galanggang Tari Sumatera.

“Sebuah kaeyakinan saya selama pahitnya membangun Nan Jombang adalah kalau saya tidak diberi kesempatan, maka saya yang akan memberi kesempatan. Kami buatlah Galanggang Tari Sumatera yang awalnya kami panggungkan enam pertunjukan,” kata Ery Mefri saat dialog tari.

Sampai berjalan hingga 2000-an, Galanggang Tari Sumatera beralih nama menjadi Padang Bagalanggang, di mana penamaan ini bertahan sampai tahun 2013. Hingga akhirnya nama Kaba Festival (sampai sekarang) hadir atas dasar ingin bakaba (berkabar) kepada semua orang yang kemudian menjadikan nama ini nyaman sebagai penamaan festivalnya.

“Pahit, pahit, pahit, sesekali manis kami rasakan. Atas perjalanan inilah yang membuat Kaba festival hadir untuk mencari teman dan bersama-sama ingin bisa menari tanpa merasakan lagi rasa sakit yang kami perjuangkan dulunya,” ujarnya.

Selain itu, Nan Jombang Dance Company juga menambah kegiatan lainnya dengan nama Festival Nan Jombang Tgl3. Festival ini selalu menampilkan satu atau dua seni pertunjukan tradisi dan atau kontemporer di setiap tanggal 3 setiap bulannya, tanpa henti.

Nan Jombang memang telah menunjukkan dedikasi penuh dalam berkesenian. Berkat proses berkesenian yang diyakini sebagai kunci utama berkesenian, telah mengantarkan Nan Jombang Dance Company pada pencapaian-pencapaian yang luar biasa.

“Kami menjalani dengan pahit dan Allah tahu jalan ikhtiar kami untuk berkesenian ini. Sehingga Allah mengganjar yang terbaik untuk kami. Kami di sini merasa terus belajar dan akan terus berproses seterusnya. Bagi yang telah membantu kami, kami tidak tahu cara untuk membalasnya, tapi kami yakin Allah akan membalasnya yang terbaik untuk yang telah mendukung dan membantu kami,” kata sang maestro tari Ery Mefri menutup Kaba Festival 2024. (*)

Exit mobile version