Erupsi Marapi, BPBD Tingkatkan Mitigasi di Kawasan Rawan 

Pemerintah Kabupaten Agam menetapkan status siaga darurat seiring dengan terus meningkatnya aktivitas erupsi Marapi.

Pemerintah Kabupaten Agam menetapkan status siaga darurat seiring dengan terus meningkatnya aktivitas erupsi Marapi.

PADANG, HARIANHALUAN.ID – Pemerintah Provinsi Su- matera Barat (Sumbar) melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) memetakan delapan kecamatan yang berada di kawasan rawan erupsi Gunung Marapi.

Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Sumbar, Rinaldi, menyebut delapan kecamatan itu diantaranya empat kecamatan di Kabupaten Agam, serta empat di Tanah Datar.

“Kami juga sudah punya data terkait dengan jumlah masyarakat yang berada di KRB satu, dua, dan tiga, di masing-masing kecamatan dan nagari yang ada di sekitaran Gunung Marapi,” ucapnya kepada Haluan Jumat (8/11).

Rudi Rinaldi juga menyatakan pihaknya telah melakukan langkah-langkah antisipasi terjadinya potensi bencana banjir lahar dingin erupsi gunung Marapi.

“Kita sudah punya pemodelan aliran sungai yang berhulu di Gunung Marapi, masih ada 500 ribu sampai satu juta meter kubik tumpukan lahar dingin sisa erupsi sebelumnya,” ungkapnya.

Sejauh ini, kata Rudi, pihaknya juga telah melakukan pemodelan aliran sungai yang berpotensi membawa material erupsi Gunung Marapi ke wilayah Kabupaten Agam dan Tanah Datar. 

“Kemudian kita sangat berguna bagi masyarakat maupun kawan-kawan BPBD di Kabupaten Kota untuk menghitung potensi rumah yang akan terkena banjir lahar dingin,” ungkapnya.

Lewat aplikasi berbasisi google maps yang dapat diakses via smartphone itu, masyarakat dapat mengetahui titik lokasi serta jarak posisi mereka dari KRB satu, dua hingga tiga. 

“Sehingga aplikasi ini akan sangat membantu bagi pengunjung yang baru datang kemari atau masyarakat. Kami juga sudah dapat informasi bahwa untuk di Tanah Datar, jarak terdekat rumah masyarakat dengan gunung ada di radius 7 kilometer,” ucapnya.

Sementara terkait langkah mitigasi banjir lahar dingin erupsi gunung Marapi, Rudi menyatakan bahwa BNPB telah memasang alat sensor ketinggianmukaair, CCTV,sertaalatpengukur curah hujan di sejumlah sungai yang berhulu di Gunung Marapi. 

“Dengan rincian di Tanah Datar ada di Sungai Jambu, dan sensor air terjun di Bulan Sariak. Dari beberapa sensor itu, di Sungai Batang jambu ada lima sirine yang dipasang, Sementara sensor di Bulan Sariak ada tiga sirine,” katanya.

Sensor serupa, juga dipasang di Nagari Talang Tangah tepatnya di aliran sungai Batang Sigarunduang yang bisa melayani lima unit sirine. 

Sementara untuk di Kabupaten Agam, juga ada lima sensor yang dipasang di sejumlah lokasi, seperti di air terjun Sarasah Lurah untuk enam serine dan di Padang Panjang sudah terpasang dua sensor yaitu di Nagari pagu-pagu dan di Kelok Hantu. “Semuanya telah diujicobakan dan berjalan dengan baik,” pungkasnya.

Sementara itu, Plt Gubernur Sumbar, Audy Joinaldy, menegaskan, jajaran Pemprov Sumbar hingga Kabupaten/Kota yang berada di salingka Gunung Marapi harus menjadikan keselamatan masyarakat sebagai prioritas utama.

“Kita telah melakukan upaya-upaya pencegahan. Mulai dari pendataan manusia yang tinggal di radius 4,5 Kilometer, posko pengungsian, kelengkapan sarana prasarana pengungsian dan lain sebagainya,” ucapnya.

Audy berharap, letusan Gunung Marapi hendaknya tidak terjadi. Namun sekalipun begitu, seluruh Kabupaten Kota harus berada dalam kondisi siaga dan siap mengantisipasi segala kemungkinan terburuk. “BNPB juga akan mengecek kesiapan pemerintah Kabupaten Agam dan Tanah Datar dalam mengadapi potensi bencana ini,” ucapnya. (*)

Exit mobile version