BUKITTINGGI, HARIANHALUAN.ID — Untuk meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM), saat ini negara negara maju di dunia memakai Indek Modal Manusia (Human Capital Index). Pasalnya, Indikator Human Capital Index lebih merefleksikan tantangan bagi Sumber Daya Manusia (SDM).
Demikian disampaikan Rektor Universitas Yarsi, Prof. Dr. Fasli Jalal, Ph.D ketika memberikan orasi ilmiah dalam rangka peringatan Dies Natalis Ke-58 UIN Bukittinggi di Kampus UIN Bukittinggi Kubang Putiah, Jumat (29/11).
Menurutnya, beberapa variabel Human Capital Index di antaranya, kemampuan anak balita bertahan hidup hingga usia 5 tahun. Saat ini, dari seribu kelahiran bayi, sekitar 20 anak tidak mampu bertahan hidup hingga usia 5 tahun.
Kemudian, variabel pendidikan. Di Indonesia telah mewajibkan wajib belajar selama 12 tahun ditambah satu tahun di PAUD. Program wajib belajar ini sama dengan negara-negara yang telah maju. Namun, masalah yang muncul adalah mutu pendidikan di Indonesia yang kalah jauh dari negara maju seperti Singapura.
“Kita berharap UIN Bukittinggi mampu meningkatkan kualitas pendidikan. Jika kualitas pendidikan tidak dapat meningkat, maka anak-anak kita tidak akan mampu bersaing dengan negara negara lain,” kata mantan Wakil Menteri Pendidikan di era Presiden SBY itu.
Variabel berikutnya adalah di bidang kesehatan, pada anak usia produktif jangan sampai anak-anak Indonesia menderita berbagai macam penyakit yang akan mengganggu produktivitas dan kesehatan mental. “Jika banyak manusia berusia produktif berguguran, maka Indonesia akan kehilangan manusia produktif,” ujarnya.
Lalu, masalah stunting. Ternyata stunting merupakan salah satu dari lima indikator terpenting di dunia terkait pemenuhan gizi manusia. “Dulu kita tidak pernah berbicara gizi dan berat badan. Ternyata stunting punya pengaruh yang besar terhadap perkembangan otak dan kecerdasan serta daya tahan tubuh,” ujarnya.
Jika keadaan tersebut tidak diubah, maka anak-anak yang lahir sekarang ini pada saat usia 18 tahun nanti kemampuan mereka berproduksi akan menurun dari yang seharusnya 100 persen menjadi 50 persen.
Sementara itu, Gubernur Sumbar yang diwakili Staf Ahli Gubernur Sumbar, Jasman mengatakan, perayaan Dies Natalis ini tentu bukan sekadar seremoni, tetapi merupakan momentum penting untuk refleksi dan evaluasi terhadap perjalanan yang telah dilalui oleh UIN Bukittinggi.
“Menginjak usia ke-58 merupakan sebuah pencapaian yang sangat berarti bagi institusi yang kita cintai ini. Ini adalah momen refleksi untuk menilai perjalanan kita selama hampir enam dekade, sekaligus menjadi momentum untuk merencanakan langkah-langkah ke depan,” katanya.
UIN Bukittinggi telah menjadi saksi sejarah bagi perkembangan pendidikan di Sumatera Barat, serta berkontribusi terhadap peningkatan kualitas SDM yang berkarakter, berakhlak mulia, dan berdaya saing.
Sejarah mencatat bahwa UIN Bukittinggi didirikan dengan tujuan untuk mencetak generasi yang tidak hanya cerdas secara akademis, tetapi juga memiliki integritas moral dan spiritual yang kuat.
Dalam kurun waktu 58 tahun, tentu banyak tantangan yang telah dilalui. Namun, dengan kerja keras, dedikasi, dan semangat kolaborasi, UIN Bukittinggi berhasil melahirkan ribuan alumni yang berkontribusi dalam berbagai sektor kehidupan.
Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Sjech M. Djamil Djambek Bukittinggi, Prof. Silfia Hanani, S. Ag. M.Si mengatakan, hingga saat ini UIN Bukittinggi telah memiliki 36 program studi (prodi), dan 10 di antaranya prodi unggul.
Sejak 8 Oktober 2024 lalu, UIN Bukittinggi sudah dinyatakan berstatus unggul, di mana UIN Bukittinggi telah resmi menyandang predikat sebagai Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) dengan status Unggul.
Atas pencapaian ini, Silfia Hanani menyampaikan terima kasih kepada Prof. Dr. Ridha Aidha atas dedikasi dan pengabdiannya di UIN Bukittinggi. Kepemimpinan dan kontribusi Ridha selama ini tidak saja telah memberikan fondasi yang kuat bagi kemajuan institusi, namun juga telah membawa UIN Bukittinggi sebagai PTKIN unggul.
“Dedikasi ini akan kita teruskan dan kita pelihara sebagai bentuk komitmen kita membawa UIN Bukittinggi lebih maju kedepan dan lebih berkualitas dalam menyelenggarakan pendidikan,” ujar Rektor Silfia Hanani.
Ia menyebutkan, UIN Bukittinggi memiliki 5 fakultas, yaitu Fakultas Syariah, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah, serta Fakultas Pascasarjana.
Sampai sekarang ini telah 10 prodi yang berstatus Unggul, di antaranya adalah Pendidikan Agama Islam (PAI), Bahasa Arab, Ahli Tarbiyah, Hukum Ekonomi Syariah, Hukum Tata Negara, Pariwisata Syariah, Ilmu Al-Qur’an dan Tahfidz, Komunikasi dan Penyiaran Islam, serta Sejarah Peradaban Islam.
Di samping Prodi Unggul tersebut, UIN Bukittinggi didukung oleh Sumber Daya Alam (SDA) dan Sumber Daya Manusia (SDM) yang cukup mumpuni untuk mengayomi UIN Bukittinggi ke depannya.
“Saat ini dosen kita berjumlah 213 orang. Mereka semua adalah tenaga SDM yang luar biasa yang mengajar di UIN Bukittinggi sebagai tempat pengabdiannya. Dari jumlah 213 orang dosen tersebut, kita baru memiliki 9 orang guru besar,” kata Silfia Hanani.
Dalam rangka Dies Natalis 2024, UIN Bukittinggi juga sudah memberikan berbagai macam beasiswa kepada mahasiswa. Sampai sekarang ini sudah lebih 1.000 orang penerima beasiswa Kartu Indonesia Pintar (KIP) serta beasiswa untuk jenjang S2 dan S3.
Beasiswa yang diberikan itu merupakan sebagai salah satu bentuk jaminan pendidikan yang diberikan UIN Bukittinggi. Di samping itu, para alumni UIN Bukittinggi telah mengabdi di berbagai tempat. Pengabdian yang mereka lakukan itu sudah dirasakan betul oleh masyarakat.
Menurutnya, walaupun saat ini UIN Bukittinggi sudah berstatus unggul, namun keunggulan itu tidak cukup diperlihatkan dengan kertas saja, tetapi bagaimana institusi ini dapat bersama sama mewujudkan kualitas UIN Bukittinggi dengan berbagai aktivitas.
Ia mengakui, status akreditasi unggul yang diperoleh itu merupakan sebuah pencapaian yang membanggakan bagi seluruh civitas akademika UIN Bukittinggi.
Predikat unggul tersebut tidak hanya menjadi kebanggaan bagi institusi, tetapi juga menjadi motivasi untuk terus berinovasi dan meningkatkan kualitas pendidikan. Akreditasi unggul ini memberikan kesempatan bagi civitas akademika untuk semakin mengembangkan kualitas sebagai salah satu perguruan tinggi terkemuka di Indonesia.
“Ke depan, mari bersama sama kita wujudkan UIN Bukittinggi menjadi sebuah universitas yang diidam-idamkan dan memiliki kontribusi positif terhadap peningkatan kualitas bangsa, negara, dan masyarakat,” ucap Rektor Silfia Hanani
Ia menambahkan, karena UIN Bukittinggi sudah berada di tataran global, tentu pemikiran dari semua civitas akademika yang ada harus global pula. Dalam artian global dalam bertindak, global dalam berbuat, global dalam berfikir dan global dalam segala hal.
“Mari kita viralkan UIN Bukittinggi menjadi sebuah kampus yang dikenal oleh masyarakat dunia dengan berbagai aktivitasnya,” katanya. (h/adv)