Muhamad Irsyad menjelaskan bahwa menaikkan suku bunga acuan menjadi salah satu kebijakan yang dilakukan bank sentral untuk mengendalikan laju inflasi. Saat suku bunga acuan naik, masyarakat cenderung menyimpan dana di tabungan atau deposito untuk mendapatkan bunga yang lebih tinggi.
“Hal ini diharapkan akan menurunkan permintaan barang dan jasa, sehingga mengurangi tekanan inflasi. Namun juga akan membuat suku bunga pinjaman (kredit atau pembiayaan) ikut naik,” katanya lagi.
Ia menambahkan, berkaitan dengan kondisi penuh ketidakpastian ini, maka masyarakat atau nasabah harus mengambil keputusan dengan cerdas dan cepat. Apalagi saat ini kebutuhan keuangan masyarakat meningkat dan mendesak, sehubungan dengan anak-anak akan masuk sekolah dan kuliah yang tentunya akan membayar uang masuk sekolah, SPP, UKT, uang buku, uang baju, uang kos dan berbagai kebutuhan lainnya.
Selain itu, ada juga yang sudah berencana membeli atau memperbaiki rumah, membeli atau mengganti kendaraan, buat modal kerja usaha keluarga, buat pesta pernikahan, pembelian barang elektronik dan rumah tangga, serta berbagai kebutuhan lainnya.
Irsyad menyebutkan, masyarakat dan nasabah bisa segera mengajukan pinjaman ke Bank Nagari, atau melakukan pembaharuan (Top-Up) atau pindahkan pinjaman dari bank lain dan lembaga keuangan lain ke Bank Nagari.
Direksi Bank Nagari sudah menginstruksikan semua kantor layanan Bank Nagari untuk memberikan pelayanan maksimal, dengan cara menambah jam layanan dan menambah personel, serta menyediakan layanan jemput bola, agar masyarakat dapat terlayani dengan cepat.