Samakan Mindset dan Standar Pelayanan, Bank Nagari Tuan Rumah Raker Forum Service BPDSI

Bank Nagari

Direktur Utama Bank Nagari, Muhamad Irsyad dan Direktur Eksekutif Asbanda Wimran Ismaun beserta peserta Raker Forum Service BPDSI pada Kamis hingga Jumat (18-19/8/2022) di Hotel Santika Padang. Afrianita

HARIANHALUAN.ID — Bank Nagari menjadi tuan rumah Rapat Kerja (Raker) Forum Service Bank Pembangunan Daerah Seluruh Indonesia (BPDSI) pada Kamis hingga Jumat (18-19/8/2022) di Hotel Santika Padang. 

Dengan Raker Forum Service BPDSI ini diharapkan kolaborasi yang lebih kuat antar BPD, persamaan mindset bahwa semua BPD sama dan menghilangkan rasa persaingan, sehingga BPD juga punya standar pelayanan yang sama.

Direktur Eksekutif Asosiasi Bank Pembangunan Daerah (Asbanda), Wimran Ismaun mengatakan, BPD memiliki kekuatan besar di kancah perbankan nasional terbukti dengan asetnya mencapai Rp870 Triliun hingga Juni 2022.

“Kekuatan aset tersebut juga harus disertai dengan kemampuan BPD dalam memberikan pelayanan/servis terbaik. Kuncinya adalah transformasi digital dan kolaborasi seperti saat ini Forum Service BPDSI ini,” katanya.

Dikatakannya, BPD harus bersinergi agar bisa saling berbagi ilmu, informasi dan pengalaman sehingga tumbuh semakin besar dan kuat, sehingga mampu memenangkan persaingan yang semakin berat saat ini.

Direktur Utama Bank Nagari, Muhamad Irsyad mengatakan, BPD harus mulai beralih dari mindset atau cara berpikir yang selama ini konvensional ke arah digital agar bisa memenangkan persaingan.

“Kini kita sudah berada di dunia digital. Kita jangan berharap orang datang ke bank, sekarang orang tak bangga lagi datang ke bank karena itu layani mereka bahasa digital,” katanya.

Dikatakannya lagi, bicara tentang servis maka bicara tentang inovasi digital. Kalau teknologi lemah, maka pasti tertinggal. Oleh karena itu, tidak zamannya lagi bersifat tradisonal, tapi BPD mesti melek digital.

“Dengan adanya forum servis ini mudah-mudahan ada kesatuan pandangan tentang perkembangan teknologi BPD ke depan. Persaingan memang berat dengan bank BUMN, tapi kalau teknologi kita kuat, BPD bisa melesat,” katanya.

Ia mengatakan, terbukti Bank Nagari dengan peningkatan teknologi, feebase income-nya langsung melonjak menjadi Rp2,4 miliar, biaya teknologi hanya Rp1,4 miliar jadi sudah untung Rp1 miliar.

“Teknologi membuat kita menguasai keuntungan, tujuan bank pasti cari untung, pertama tentu untuk kesejahteraan karyawan kemudian pemilik dengan pembayaran deviden,” ujarnya lagi.

Menurut Irsyad, latar belakang diadakannya Forum Service BPDSI ini yaitu untuk menyamakan mindset sesama BPD bahwa tidak ada BPD yang lebih baik, sehingga persaingan antar sesama BPD tidak terjadi.

Kedepannya diharapkan ada standar pelayanan yang sama antar sesama bank daerah. Prototipe teknologinya sama, digitalisasinya menjadi sama hingga bisa bersaing dengan bank-bank besar.

“BPD itu sama semuanya, sehingga apapun yang kita lakukan, kita bagi dengan kawan-kawan yang belum melakukan, sehingga biaya bisa ditekan. Konsepnya, kawan-kawan yang sudah ada berbagi dengan kawan-kawan yang belum ada,” ujarnya.

“Tapi, kalau kita melakukannya masing-masing pastilah mahal. Masing-masing cari vendor, tender masing-masing, masing-masing dengan caranya sendiri, sehingga biayanya menjadi mahal. Jika sudah bersama-sama, kita tidak perlu mengeluarkan biaya banyak, semisal dengan menyewa orang, cukup satu namun kita semua rata mendapatkannya,” ucapnya. (*)

Exit mobile version