HARIANHALUAN.ID – Bank kebanggaan masyarakat Sumatra Barat, Bank Nagari terus melanjutkan torehan prestasi gemilang pada 2022 ini dengan kembali meraih penghargaan bergengsi dunia perbankan tanah air.
Pada Kamis (25/8/2022), Bank Nagari berhasil menyabet dua penghargaan sekaligus, yakni Golden Trophy dan Kelas Modal Inti (KBMI) 1 dari majalah Infobank dalam acara Infobank Awards ke-27 Tahun 2022.
Penghargaan diterima oleh Direktur Kepatuhan Bank Nagari, Restu Wirawan didampingi Pemimpin Divisi Sekretaris Perusahaan (Sekper) Idrianis dan Pimpinan Cabang Bank Nagari Jakarta, Afnizon.
Direktur Kepatuhan Bank Nagari, Restu Wirawan mengatakan, penghargaan Golden Trophy yang diterima Bank Nagari pada Infobank Awards ke-27 Tahun 2022 merupakan penghargaan yang diberikan kepada bank yang berpredikat sangat bagus selama 5 tahun terakhir.
Dikatakannya, prestasi ini bisa didapatkan tidak lepas dari kerja keras dan dedikasi jajaran direksi, serta seluruh pegawai dan karyawan Bank Nagari termasuk juga karena dukungan masyarakat Sumbar.
“Mudah-mudahan prestasi ini menjadi motivasi lebih bagi kami untuk terus meningkatkan kinerja yang lebih gemilang, serta terus berkontribusi terhadap peningkatan perekonomian di Provinsi Sumbar,” ujarnya.
Diketahui, majalah Infobank kembali menggelar acara penganugerahan Infobank Awards pada Kamis (25/8/2022) yang merupakan tahun ke-27 pemberian apresiasi kepada perbankan tanah air.
27th Infobank Award 2022 memberikan anugerah kepada 45 lembaga perbankan yang diklasifikasikan berdasarkan kelas modal inti (KBMI), dan beberapa anugerah atas prestasi khusus yang berhasil ditorehkan.
27th Infobank Award2 2022 didasari oleh Rating 107 Bank versi Majalah Infobank Tahun 2022 hasil riset independent Biro Riset Infobank (BiRI). Riset penilaian kinerja pada rating kali ini dilakukan berdasarkan data laporan keuangan tahun penuh 2021 yang menerapkan lima tahapan besar dalam menentukan peringkat dan predikat.
Pertama, menentukan formula rating yang didasarkan pada perkembangan perbankan dan kebijakan regulator, serta pencapaian perbankan secara industri. Kedua, mengumpulkan laporan keuangan bank-bank, yang terdiri atas neraca dan rugi laba selama dua tahun, serta laporan GCG dan profil risikonya.
Ketiga, memasukkan skor GCG dan profil risiko serta mengolah angka-angka dengan berbagai rasio dan pertumbuhan yang sudah ditetapkan. Tahap selanjutnya, BiRI mengelompokkan bank-bank sesuai dengan kelompok modal inti, mulai dari KMBI 4 sampai dengan 1.
Tahapan terakhir adalah pemberian notasi akhir untuk memberikan predikat dan pemeringkatan setelah index nilai terkumpul. Kriteria penilaian yang diterapkan Biro Riset Infobank hampir sama, bahkan lebih berat daripada kriteria yang digunakan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Bila penilaian kesehatan bank versi regulator hanya mengacu pada profil risiko, GCG, rentabilitas, dan permodalan, pada kesempatan ini Biro Riset Infobank menambah kriteria-kriteria lain seperti efisiensi dan pertumbuhan..
Direktur Biro Riset Infobank sekaligus Pemimpin Redaksi Majalah Infobank, Eko B. Supriyanto dalam kata pengantar pembukaan forum kali ini mengutarakan bahwa industri perbankan perlu tetap berhati-hati pada masa yang tidak menentu saat ini. Walaupun kondisi ekonomi domestik sudah mulai pulih, namun masih dibayangi kondisi ekonomi makro.
Dikatakannya, sinyal resesi di dunia menguat dan bisa menular sampai ke Indonesia dengan tiga persen probabilitas menurut data Kementerian Keuangan. Krisis kesehatan juga belum sepenuhnya selesai.
Pada masa yang tidak pasti ini, dimana sektor perbankan sedang berupaya menjaga likuditas dan mengatur siasat atas kenaikan tingkat suku bunga kredit, bank turut dihadapkan oleh kemunculan debitur-debitur sontoloyo dengan finansial mumpuni yang lari dari kewajiban kreditnya dan mengatasnamakan restrukturisasi, bahkan berani melaporkan bank ke penegak hukum.
“Standar operasi yang ketat, diimbangi dengan selektif memilih calon debitur masih perlu dijaga oleh perbankan saat ini,” ujar Eko pada prakata pembukaan kegiatan ini yang diselenggarakan di Grand Ballroom Hotel Indonesia Kempinski, Jakarta.
Second Half Economic Forecasting 2022 diawali dengan Forum Nasional bertajuk “Mewaspadai Signal Resesi dan Debitur Nakal” yang dibuka dengan Keynote Speech Dr. Dian Ediana Rae, Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK terkait Arah Pengawasan dan Kebijakan Perbankan di Tengah Ketidakpastian.
Turut hadir sebagai nara sumber forum, antara lain Dody Budi Waluyo, MBA, Deputi Gubernur Bank Indonesia Bidang Perekonomian Makro yang memberikan pemaparan seputar Kebijakan Moneter dan Makro-prudensial.
Darmawan Junaidi, MBA, Direktur Utama PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk memaparkan perihal terkait Penguatan GCG dan Risk Management Dalam Menghadapi Risiko Resesi.
Kemudian juga Kombes Pol. Helfi Assegaf, selaku Wakil Direktur Tindak Pidana Ekonomi Khusus Bareskrim Polri yang menerangkan perihal Ranah Penyelesaian Hukum pada Kasus Kredit Macet.
Seluruh rangkaian kegiatan ini dapat terselenggara berkat dukungan luar biasa dari berbagai pihak, yakni Bank Central Asia, Bank Sumsel Babel, Bank Multi Arta Sentosa, Bank Sumut, Allobank, Bank Syariah Indonesia, Bank Aceh Syariah, Bank Maluku Malut, dan Bank Kalteng.
Selanjutnya BJB, Bank DKI, Bank Papua, Bank Jambi, Bank Mestika, Rintis Sejahtera, Bank Nagari, Bank Mandiri, Bank Mega, Bank Kalsel, Bank Sultra, Bank Jateng, BTPN Syariah, Mandiri Taspen, BCA Syariah, Bank NTB Syariah, Bank Kalbar, dan Bank BPD DIY. (*)