HARIANHALUAN.ID – Kondisi tujuh wilayah pesisir (kabupaten/kota) di Sumbar rentan terhadap bencana baik akibat gelombang pasang banjir ROB, angin kencang, erosi/abrasi, gempa bahkan tsunami.
Kondisi itu memerlukan perlindungan dan pengamanan kawasan pesisir dalam jangka panjang, di antaranya tanaman vegetasi pantai (cemara laut) yang berperan untuk menjaga kawasan pesisir.
“Tidak hanya dari aspek ekologi (lingkungan) saja, namun juga dari aspek ekonomi dan sosial. Cemara laut dapat memperindah pesisir pantai dan masyarakat dapat memanfaatkan kawasan yang telah rindang sebagai tempat berkumpul dan berwisata,” ucap Gubernur Sumbar, Mahyeldi saat kegiatan penanaman cemara laut di Nagari Nyiur Melambai Pelangai, Kecamatan Ranah Pesisir, Kabupaten Pesisir Selatan, Selasa (4/10/2022).
Rehabilitasi kawasan pesisir memberikan dampak multiplier effect. Karena itu, kata Mahyeldi, Nagari Nyiur Melambai Pelangai yang memiliki potensi wisata ini, diharapkan mengembangkan lokasi cemara laut menjadi kawasan wisata.
“Selain itu, kami juga mengimbau masyarakat di sini tetap menjaga kesehatan laut kita, jangan buang sampah ke laut, lakukan pengelolaan sampah, karena banyaknya sampah akan mengganggu kehidupan biota laut yang pada akhirnya juga akan berdampak kepada ikan hasil tangkapan nelayan,” ujar Gubernur Sumbar.
Sementara itu, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Provinsi Sumbar, Dr Desniarti mengatakan, ekosistem pesisir perlu dipertahankan, agar nilai dan manfaatnya tetap dirasakan masyarakat. DKP Sumbar telah berupaya melakukan rehabilitasi kawasan pesisir, agar fungsinya dapat dipertahankan dengan melakukan penanaman cemara laut.
“Kita telah melakukan kegiatan penanaman cemara laut (Vegetasi Pantai) sebanyak 1.400 batang di Nagari Nyiur Melambai Pelangai di Tahun 2022 dengan anggaran Rp168.000.000 dengan luas sekitar 3,3 hektare. Kegiatan penanaman yang telah dilakukan ini turut melibatkan perangkat daerah dan kelompok masyarakat,” ucap Desniarti.
DKP Sumbar sudah lama berperan, serta dengan kegiatan menanam cemara laut sejak 2006 sampai 2022, sebanyak 18.420 batang di lima kabupaten/kota, yakni Kabupaten Pesisir Selatan, Kabupaten Pasaman Barat, Kabupaten Agam, Kabupaten Padang Pariaman dan Kota Padang.
“Dampak yang dirasakan masyarakat yang wilayahnya sudah ditanami cemara laut adalah wilayah pantainya terlindungi dari bencana, seperti mengurangi laju abrasi dan terpaan angin. Selain itu, kawasan tersebut dimanfaatkan sebagai tempat wisata, sehingga dapat menambah penghasilan masyarakat setempat,” ujarnya. (*)