HARIANHALUAN.ID – Menjelang memasuki bulan Ramadan 1444 Hijriah, Ketua DPR RI, Dr. (H.C.) Puan Maharani turun langsung ke pasar-pasar tradisional memantau harga bahan kebutuhan pokok.
Seperti yang dilakukan ke Pasar Cihapit Bandung, Provinsi Jawa Barat, Senin (6/3/2023) dan Pasar Indralaya Kabupaten Ogan Ilir, Sumatra Selatan (Sumsel), Sabtu (4/3/2023).
Saat melakukan dialog dengan pegadang di kedua pasar itu, Puan menerima keluhan soal kenaikan harga kebutuhan pokok yang turut berdampak terhadap produksi produk makanan. Untuk itu, Puan meminta pemerintah segera melakukan langkah-langkah untuk menekan kenaikan harga kebutuhan pokok sebelum memasuki bulan Ramadan.
“Pemerintah harus siapkan instrumen agar harga-harga tetap stabil menjelang Ramadan. Stabilkan harga dengan operasi pasar, manajemen stok dan perlancar distribusi agar harga-harga stabil. Ini perlu dilakukan agar menekan inflasi. Dengan demikian, saudara-saudara kita bisa melaksanakan ibadah puasa di bulan Ramadan dalam suasana kondusif,” kata politisi PDI-Perjuangan itu usai meninjau Pasar Cihapit Bandung.
Kedatangan Puan ke Pasar Cihapit diawali dengan sarapan di Warung Bu Eha yang berada di dalam pasar warung yang sudah berdiri sejak tahun 1947 itu, memiliki kedekatan sejarah dengan keluarga Puan. Karena menurut pemilik warung, mertuanya merupakan teman Presiden pertama RI Soekarno, sehingga banyak terpampang foto-foto kakek Puan tersebut. Bung Karno juga kerap mampir ke rumah keluarga Bu Eha.
Warung Bu Eha pun merupakan langganan Putra Bung Karno saat masih mahasiswa, yakni Guntur Soekarnoputra. Di awal kemerdekaan, Warung Bu Eha memiliki menu yang disukai orang Belanda dengan gaya prasmanan. Saat ini penyajiannya pun masih sama, meski menunya sekarang berbasis masakan Sunda.
Usai sarapan, Puan langsung berkeliling Pasar Cihapit untuk mengecek harga-harga kebutuhan pokok. Perempuan pertama yang menjabat sebagai Ketua DPR RI itu berhenti di sejumlah kios untuk berinteraksi dengan pedagang dan warga yang tengah berbelanja.
“Apa saja yang sudah mulai naik harganya?” tanya Puan kepada salah satu pemilik kios sayur bernama Sri. Pemilik kios menyebutkan, cabe rawit naik dari Rp60 ribu per kg menjadi Rp70-80 ribu per kg. Telur dan gula biasanya mau puasa naik sampai Rp10-20 ribu. Minyak yang biasa (non-subsidi) sampai sekarang juga masih mahal.
Menurut Sri, biasanya harga-harga sayur dan kebutuhan pokok akan naik signifikan sepekan sebelum puasa. Harga akan semakin melejit jelang Idulfitri. “Nanti mau Lebaran naik lagi lebih mahal. Cabe bisa sampai Rp100 ribu per kg, kadang-kadang malah sampai Rp120 ribu per kg,” kata Sri.
Pasar Indralaya
Sementara itu, ketika mengunjungi Pasar Indralaya di Kabupaten Ogan Ilir, Sumatra Selatan, Puan Maharani juga melakukan hal yang serupa, yaitu melakukan dialog dengan pedagang yang menanyakan harga-harga bahan kebutuhan pokok. Puan banyak mendapat keluhan dari pedagang dan pembeli di Pasar Indralaya, mengenai minyak goreng bersubsidi merek MinyaKita hilang dari pasaran.
Puan berjanji akan berkoordinasi dengan pemerintah mengenai permasalahan tersebut. “Itu juga yang tadi saya pantau. Tentu saja saya akan langsung berkomunikasi dengan pemerintah, kenapa di beberapa daerah hilang dari peredaran,” kata Puan.
Puan juga menilai sarana dan prasarana Pasar Indralaya perlu ditingkatkan. Di antaranya dengan perbaikan jalan dan drainase atau saluran air mengingat kondisi pasar yang becek, sehingga cukup mengganggu aktivitas jual-beli. “Saya rasa perlu pasar ini direhab atau renovasi, agar paling tidak menjadi pasar yang lebih bersih dan nyaman,” kata Puan.
Pada kesempatan itu, Puan juga menyalurkan bantuan untuk pedagang toko, pedagang kaki lima, hingga sopir becak motor. Total ada 1.000 paket beras yang disalurkan Puan untuk masyarakat dalam kunjungan Pasar Indralaya tersebut. Selain itu, Puan juga sempat berbelanja. (*)