“Untuk pembangunan museum pembangkit listrik dan tambang emas di Salido Ketek itu penting dilakukan secepatnya. Selain mengingatkan generasi sekarang pada sejarah, sekaligus dapat menjadi bagian dari pengembangan kawasan wisata yang menarik dan menantang,” tuturnya.
Pada area pusat pembangkit listrik mikrohida peninggalan Belanda itu ada tangga beton yang berjumlah 135 anak tangga ke atas perbukitan tempat sumber air yang dulunya dijadikan energi untuk pembangkit lisrik mikorhidro Salido Ketek. Pada puncak bukit
sumber energi bagi pembangkit listrik Salido Ketek itu terhampar pesona alam yang mengagumkan. Pesona panorama perkampungan tradisonal yang dikelilingi oleh hutan yang asri, sungai air yang masih alami, pusat buah-buahan, terutama bila musim durian, merupakan aset area bekas pembangkit listrik mikrohidro buatan Belanda sebagai daya tarik wisata.
Artinya, Salido ketek di zaman Belanda sudah memiliki pembangkit listrik dan bisa dibayangkan terang benderangnya Salido Ketek pada waktu itu. Kini pembangkit tenaga listrik itu masih ada di Salido Ketek dan dengan segala nilai sejarah dan riwayatnya, sehingga tidak tertutup kemungkinan dikembangkan sebagai objek wisata yang terintegrasi dengan kawasan Madeh. Pusat pembangkit listrik Salido Ketek pada masa dahulunya digunakan terkait eksploitasi tambang emas Gunung Harun, tetapi tambang ini merugi dan ditutup.
Kemudian pembangkit listrik mikrohidro di Salido Ketek itu dimanfaatkan oleh Semen Padang dengan membangun jaringan sepanjang 42 km dari Salido Kecil ke Padang. Kejadian alam sempat menggangu keberadaan pembangkit listrik Salido Ketek, seperti ketika Sungai Salido Ketek meluap pada 1959, sehingga merusak tiang penjangga pipanya. Kini, setelah ratusan tahun berlalu pembangkit listrik mikrohidro Salido Ketek masih ada bekasnya dan beberapa bangunan penunjangnya.
Meskipun tambang emas di Salido Ketek sudah lama ditinggalkan, tetapi sekarang masih dimanfaatkan yang bersifat usaha skala kecil oleh masyarakat di Kampung Bungo Pasang dengan cara mengelondong bongkahan pasir emas. Sebagai kawasan tambang pada masa dulunya, di Nagari Bungo Pasang Salido banyak bekas mesin pembangkit yang berserakan di sekitar pusat mikrohidro. Bekas pembangkit listrik ini sebenarnya perlu diselamatkan dan dibangunan sebuah Museum Pesisir Selatan untuk menyimpan barang-barang bekas mesin pembangkit era kolonial tersebut.