Gubernur Mahyeldi Gelorakan Semangat Menjaga Persatuan di Hadapan Ratusan Siswa SPN Polda Sumbar

Gubernur Sumbar Mahyeldi Ansharullah (tengah), bersama jajaran dari Sekolah Polisi Negara (SPN) Polda Sumbar, di sela agenda Kohesi Sosial Siswa Pendidikan Pembentukan Bintara (Diktukba) Polri tahun 2021 SPN Polda Sumbar, di Auditorium Gubernuran, Minggu (7/11). IST/ADPIMPROV

PADANG, HALUAN — Segenap warga Indonesia harus mengunci sikap bahwa perbedaan adalah anugerah yang mesti dirawat bersama dalam payung kebhinekaan. Terlebih, dalam diri dan jiwa setiap anggota kepolisian, yang selain harus merawat persatuan dalam wujud kebhinekaan, juga bertugas untuk memastikan persatuan itu terpelihara dengan baik di tengah masyarakat.

Hal itu disampaikan Gubernur Sumbar, Mahyeldi Ansharullah, saat memberikan motivasi tentang pentingnya merawat persatuan bangsa, dalam acara Kohesi Sosial Siswa Pendidikan Pembentukan Bintara (Diktukba) Polri tahun 2021 SPN Polda Sumbar, di Auditorium Gubernuran, Minggu (7/11).

“Perbedaan adalah anugerah dari Tuhan yang harus kita syukuri, dan jangan sampai menjadi halangan bagi kita untuk merawat persatuan. Makna Bhineka Tunggal Ika yang tertera dalam lambang negara Garuda Pancasila, yaitu bahwa kita berbeda-beda tetap tetap satu jua. Adalah hal terpenting yang harus kita rawat bersama,” kata Mahyeldi yang akrab disapa Buya tersebut.

Mahyeldi menyebutkan, wujud dari kebhinekaan itu terdapat pada bersatu padunya ribuan pulau di Indonesia dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), yang juga dihuni oleh anak bangsa yang berasal dari suku yang berbeda-beda. Persatuan yang ada hari ini, sambungnya, tak lain adalah buah perjuangan para pejuang bangsa.

“Persatuan yang ada dan kita rawat hari ini, adalah hasil dari tetesan peluh dan darah pejuang bangsa kita yang mempersatukannya. Ini harus selalu kita ingat dan kita hargai dengan cara merawatnya sepanjang hayat,” ucap Mahyeldi lagi.

Secara lebih detail, sambung Mahyeldi, merawat persatuan dapat dilakukan dengan terus menerus mencari persamaan di dalam perbedaan yang ada antara satu dengan yang lainnya. Selanjutnya, perlu dipahami bahwa perbedaan yang terlihat itu adalah anugerah dari Yang Maha Kuasa.

“Dengan menghargai kelebihan yang kita miliki inilah, maka persatuan Indonesia tidak akan bisa dirongrong oleh apa pun dan siapa pun juga,” ucap Mahyeldi dengan nada tegas.

Terlebih, sambung Mahyeldi, harapan besar banyak tertumpang pada generasi muda yang tengah disiapkan untuk menjadi para pemimpin bangsa di masa yang akan datang. Oleh karena itu, modal wawasan kebangsaan yang kuat harus menjadi pegangan yang tak boleh terlepas dalam kondisi apa pun.

“Penguatan wawasan kebangsaan akan memberikan pemahaman bagi kita tentang pentingnya persatuan ini dijaga, demi keutuhan bangsa dan negara kita,” ucapnya mengakhiri motivasi.

Dalam kesempatan yang sama Kepala Korps Siswa (Kakorsis) SPN Polda Sumbar, AKBP Yunizar Yudhistira SH, MH, melaporkan bahwa kegiatan Kohesi Sosial Siswa Pendidikan Pembentukan Bintara (Diktukba) adalah yang pertama kali dilaksanakan di SPN Padang Besi.

“Jumlah siswa yang ikut sebanyak 421 orang, dengan rincian Sumbar 253 siswa, Papua 68 siswa, dan Papua Barat 100 siswa. Pendidikan dilaksanakan selama 5 bulan, dan diharapkan para siswa ke depan akan menjadi polisi yang tangguh dalam melaksanaan tugas di tengah masyarakat, sekaligus dalam merawat dan memelihara keutuhan bangsa,” ucap Yunizar Yudhistira. (h/adp)

Exit mobile version