UIN Sjech M. Djamil Djambek Bukittinggi Peringati Dies Natalis Ke-57

Rektor UIN. Syech M. Djamil Djambek Bukittinggi Prof. Dr. Ridha Ahida, M. Hum foto bersama dengan narasumber Prof. Dr. H. Nur Syam,M.Si Sekretaris Jenderal Kemenag RI 2014-2018 dan Guru Besar UIN Sunan Ampel Surabaya usai menggelar orasi ilmiah di Kampus UIN Bukittinggi Kubang Putiah, Rabu (29/11). YURSIL.

BUKITTINGGI, HARIANHALUAN.ID — Puncak peringatan Dies Natalis ke-57 Universitas Islam Negeri (UIN) Sjech M. Djamil Djambek Bukittinggi menggelar orasi ilmiah dengan menghadirkan Guru Besar UIN Sunan Ampel Surabaya, Prof. Dr. H. Nur Syam, M.Si di Student Center Kampus II Kubang Putiah, Rabu (29/11). 

Rektor UIN Sjech M. Djamil Djambek  Bukittinggi, Prof. Dr. Ridha Ahida, M.Hum, mengatakan, pada usia ke-57 tahun suatu institusi perguruan tinggi merupakan usia yang sudah matang. Sejauh ini, UIN Bukittinggi dalam perjalanan sejarahnya, selalu diberkahi dan dirahmati Allah SWT dengan orang-orang yang hebat, dosen-dosen yang hebat, tenaga pendidik yang hebat serta mahasiswa yang hebat.

“Harus disyukuri karena banyak institusi pendidikan yang tidak sebaik UIN Bukittinggi. Dalam perjalannya, UIN Bukittinggi tidak terlepas dari dukungan seluruh pihak, dukungan dari pemerintah pusat, pemprov, pemkot/pemkab, alim ulama, cadiak pandai, alumni, stakeholder, media massa dan masyarakat umum. Banyak sekali pihak yang telah berjasa terhadap kemajuan UIN Bukittinggi,” ungkap Rektor.

Ridha menambahkan, masih banyak Pekerjaan Rumah atau PR yang harus dilaksanakan ke depan, untuk memantaskan diri bahwa UIN Bukittinggi memang layak diberikan amanah sebagai suatu universitas terkemuka di Asia Tenggara.

“Pada tanggal 11 sampai dengan 16 Desember nanti, UIN Bukittinggi akan mengirim 8 orang dosen untuk mengikuti pelaksanaan internasional student community di Malaysia. Mereka akan mempresentasikan prodi masing-masing sehingga tercapainya akreditasi unggul 8 Prodi tersebut,” kata Rektor.

Saat ini lanjut Rektor, UIN Bukittinggi telah mempunyai empat Prodi umum yang izinnya langsung dari Kemendikbudristek, sehingga untuk empat Prodi itu mulai tahun 2024 sudah tergabung dalam SNPMB, yaitu Prodi Bisnis Digital, Prodi Statistik, Prodi Informatika dan Prodi Matematika.

“UIN Bukittinggi saat ini juga sudah diizinkan bergabung oleh Kemendikbudristek dalam Majelis Rektor Perguruan Tinggi Negeri Indonesia. Jadi, UIN Bukittinggi tidak hanya menjadi anggota seluruh Rektor PTKIN, tetapi sudah menjadi anggota sah Majelis Rektor Perguruan Tinggi Negeri di bawah Kemendikbudristek,” katanya.

Di bidang Administrasi Umum dan Keuangan terang Ridha Ahida, UIN Bukittinggi telah menjadi Satker BLU sejak 2018, target pendapatan UIN Bukittinggi tahun 2023 sebesar Rp50 miliar. Namun realisasinya melebihi target sebesar Rp58 miliar. Lonjakan pendapatan yang signifikan itu kata rektor adalah hasil kerja keras bersama.

“Sekarang Kemenag mendorong seluruh PTKIN alih status menjadi Satker BLU,  tujuannya adalah untuk memberikan kemandirian pengelolaan keuangan, memberikan keleluasaan dalam pengelolaan aset untuk pendapatan. Karena memang dengan banyaknya perguruan tinggi yang ada di Indonesia, kita tidak bisa lagi berharap semata-mata kepada APBN. Maka, untuk hidupnya suatu perguruan tinggi mau tidak mau BLU pengelolaan aset. Pengelolaan pendapatan harus dimaksimalkan dan dioptimalkan,” jelas Ridha Ahida.

Memperingati Dies Natalies ke 57 Kata Rektor, UIN Bukittinggi menggelar 6 cabang lomba yang diikuti 88 sekolah yang tersebar di Sumbar. Hal ini adalah bentuk sosialisasi UIN Bukittinggi. Pemenang dari perlombaan ini nantinya akan diberi kesempatan kulian di UIN Bukittinggi dalam bentuk seleksi prestasi non akadmeik.

“Enam lomba kali enam juara, ada 36 siswa akan diterima UIN Bukittinggi melalui jalur seleksi prestasi non akademik. 36 juara ini adalah bibit untuk mengharumkan nama UIN Bukittinggi dalam berbagai perlombaan lokal, nasional bahkan internasional,” ujar Rektor.

Wakil Rektor I UIN Bukittinggi, Dr. Asyari, S.Ag, M.Si, mengatakan, pada momen penting dan bersejarah ini, mari kembali hidupkan memori kolektif dengan membaca sejarah singkat UIN Bukittinggi. Sebab UIN Bukittinggi memiliki sejarah panjang yang tidak bisa dilepaskan dari sejarah pendidikan tinggi Islam di Sumbar.

“Pada tahun 1953 di Bukittinggi telah berdiri perguruan tinggi agama Islam swasta dengan nama Perguruan Tinggi Islam Darul Hikmah dengan jumlah awal mahasiswa sebanyak lebih kurang 40 orang. Kemudian di tahun 1957, Perguruan Tinggi Islam Darul Hikmah resmi menjadi Universitas Darul Hikmah dan beroperasional hingga tahun 1963. Di tahun 1963 akhir, berdiri Fakultas Agama Islam Syar`iyyah (FAIS) di Bukittinggi dan 3 tahun kemudian di tahun 1966 FAIS berubah menjadi Fakultas Syariah IAIN Imam Bonjol Padang di Bukittinggi dan bertahan lebih kurang 30 tahun,” kata Asyari.

Kemudian lanjutnya, pada tahun 1997, seiring dengan kebijakan pemerintah, Fakultas Syariah IAIN Imam Bonjol Padang di Bukittinggi memenuhi syarat dan berubah menjadi STAIN Sjech M. Djamil Djambek Bukittinggi. Tahun 2014, STAIN Sjech M. Djamil Djambek beralih bentuk menjadi IAIN Bukittinggi sesuai dengan Perpres No.181 tahun 2014 tanggal 18 Desember 2014. Kemudian, berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan No. 775 tahun 2018, IAIN Bukittinggi ditetapkan sebagai Satker BLU.

“Pada 8 Juli 2022, IAIN Bukittinggi beralih bentuk menjadi UIN Bukittinggi berdasarkan Peraturan Presiden No. 85 Tahun 2022,” ungkapnya.

Sementara itu, Prof. Dr. H. Nur Syam, M.Si, Guru Besar UIN Sunan Ampel Surabaya dalam orasi ilmiahnya memberikan apresiasi kepada keluarga besar UIN Bukittinggi yang telah membuat langkah besar dan sangat luar biasa berupa alih status dari STAIN M. Djamil Djambek ke IAIN Bukittinggi dan meningkat lagi menjadi UIN Syech M. Djamil Djambek Bukittinggi dalam satu periode kepemimpinan Rektor Prof. Dr. Ridha Ahida, M. Hum.

“Perubahan status dari STAIN, IAIN dan UIN bukan perkara mudah disamping menyiapkan anggaran yang sangat besar diperlukan juga jaringan yang sangat luas dan kuat,” ujarnya.

Ia menilai perjalanan UIN Bukittinggi kedepannya masih panjang, seperti meningkatkan akreditasi A menjadi Unggul. “Jadi tidak ada kata berhenti, jika sudah akreditasi Unggul bisa ditingkatkan ke akreditasi internasional,” katanya.

Menurut Nur Syam untuk memimpin sebuah perguruan tinggi diperlukan 5K yakni, Kerja Keras, Kerja Cerdas,  Kerja Spiritual, Kecerdasan Emosional dan Kecerdasan Sosial.

Terpisah, Ketua Panitia Pelaksana Dies Natalis Dr. Januar M. Pd mengatakan, rangkaian kegiatan Dies Natalis UIN Bukittinggi yang ke-57 antara lain, lomba eksternal tingkat SLTA yang diikuti sebanyak 320 peserta se-Sumbar.

Kemudian, lomba internal yakni lomba pertandingan catur antara dosen dan pegawai serta gerak jalan santai. Penilaian dosen berprestasi, Tenaga Pendidik (Tendik) atau pegawai berprestasi, Cleaning Service (CS), security dan sopir berprestasi.

“Puncaknya sidang senat terbuka dan dilanjutkan orasi ilmiah yang disampaikan Prof. Dr. H. Nur Syam, M.Si Sekretaris Jenderal Kemenag RI 2014-2018 dan Guru Besar UIN Sunan Ampel Surabaya,” ungkap Januar yang juga menjabat Wakil Dekan II Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah. (h/adv)

Exit mobile version