Di mana NTP merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuan/daya beli petani di pedesaan. Pada tahun 2023 ini, NTP mencapai sebesar 113,32, naik sebesar 1,53 persen. NTP ini berdasarkan sub sektor tanaman pangan, tanaman hortikultura, perkebunan rakyat, peternakan dan perikanan.
“Kemudian melalui program perhutanan sosial juga berdampak peningkatan pendapatan petani hutan. Di mana, tahun 2023 lalu, pendapatan petani hutan mencapai Rp2.319.511, meningkat Rp341.144 dibandingkan tahun 2022 sebesar Rp1.978.657,” terangnya.
Di sektor pertanian pada tahun 2023 juga terjadi peningkatan luas panen seluas 296.492 hektare meningkat dibandingkan tahun 2022 yang luas panennya 271.883. Selain itu, tahun 2023 juga terjadi peningkatan produksi padi 1.457.502 ton GKG dibandingkan tahun 2022 1.373.532 ton GKG.
Di sektor Pariwisata, melalui program kunjungan wisatawan ke Sumbar bertajuk Visit Beautiful West Sumatera dengan kunjungan wisatawan mencapai 8 juta wisatawan tahun 2023. Program itu ikut berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi Sumbar tahun 2023. Termasuk banyaknya penyelenggaraan event-event nasional di daerah ini, yang berdampak besarnya perputaran uang di daerah ini.
Termasuk juga hadirnya desa-desa wisata di nagari-nagari yang mulai dilirik wisatawan juga ikut memberikan kontribusi bagi pertumbuhan ekonomi. Pemprov Sumbar mendorong setiap kegiatan-kegiatan rapat dan event-event yang dilaksanakan pemerintah daerah dilaksanakan di desa wisata dan nagari-nagari.
Dengan hadirnya desa wisata di nagari-nagari ini berdampak terjadinya pemerataan distribusi perputaran ekonomi hingga ke tingkat nagari. Di sektor industri, program hilirisasi dan ekspor komoditi Sumbar juga ikut memberikan dampak pertumbuhan ekonomi. Sedangkan di sektor UMKM juga mengalami kebangkitan. Hal ini tidak terlepas dari program unggulan (progul) memfasilitasi tumbuhnya 100 ribu milenial entrepreneur dan woman entrepreneur.