PADANG, HARIANHALUAN.ID — Memasuki tahun ketiga kepemimpinan Gubernur Sumbar, Mahyeldi Ansharullah, dan Wakil Gubernur, Audy Joinaldy, kondisi perekonomian Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) kian menunjukkan capaian menggembirakan. Sejumlah indikator capaian makro ekonomi pembangunan menyatakan laju perekonomian Sumbar sepanjang tahun 2023 lalu cukup stabil bahkan terus bertumbuh seiring kondusifnya iklim investasi serta meningkatnya kualitas layanan publik.
Data capaian makro pembangunan Sumbar 2023 menunjukkan, Pertumbuhan Ekonomi (PE) Sumbar tembus angka 4,79 persen. Persentase pertumbuhan ekonomi ini meningkat signifikan dibandingkan dari PE tahun 2022 lalu sebesar 4,36 persen. Sementara angka inflasi Sumbar yang sempat menyentuh angka 7,43 persen pada tahun 2022 lalu, pada tahun 2023 terlihat juga terlihat berhasil dikendalikan hingga angkanya menjadi 3,14 persen di penghujung tahun.
Gubernur Sumbar, Mahyeldi Ansharullah, mengatakan, Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) per kapita di Sumbar dalam tiga tahun terakhir (2020-2022) terus menunjukkan tren peningkatan yang stabil. “Pada 2020 tercatat senilai Rp43,82 juta, pada 2021 menjadi Rp45,35 juta, dan pada 2022 mencapai Rp50,59 juta. Tercatat, hampir semua lapangan usaha mengalami peningkatan PDRB pada 2023. Di mana sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan menjadi yang tertinggi dengan angka 21,20 persen,” kata Mahyeldi.
Gubernur mengatakan, data itu mengindikasikan perekonomian Sumbar terus tumbuh. Padahal, saat dirinya bersama Wakil Gubernur Audy Joinaldy dilantik, angka PE Sumbar sempat minus “Kini sudah berada pada angka 4,79. Angka ini jauh melampaui target yakni 4,57 persen. Pencapaian ini juga melampaui target Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) sebesar 4,6 persen dan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) sebesar 4,76 persen,” ucapnya.
Ia menyatakan, pertumbuhan ekonomi ini merupakan imbas dari kembali bergeliatnya perekonomian masyarakat yang didukung dengan program dan kegiatan pembangunan yang dilaksanakan Pemprov Sumbar di berbagai sektor yang berdampak langsung kepada masyarakat. Seperti pertanian, pariwisata, industri, UMKM.
Besarnya APBD yang dialokasikan untuk sektor pertanian mencapai 10 persen, dalam pelaksanaan program dan kegiatannya bertujuan untuk meningkatkan pendapatan petani. Pada tahun 2023 berdampak tingginya Nilai Tukar Petani (NTP).
Di mana NTP merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuan/daya beli petani di pedesaan. Pada tahun 2023 ini, NTP mencapai sebesar 113,32, naik sebesar 1,53 persen. NTP ini berdasarkan sub sektor tanaman pangan, tanaman hortikultura, perkebunan rakyat, peternakan dan perikanan.
“Kemudian melalui program perhutanan sosial juga berdampak peningkatan pendapatan petani hutan. Di mana, tahun 2023 lalu, pendapatan petani hutan mencapai Rp2.319.511, meningkat Rp341.144 dibandingkan tahun 2022 sebesar Rp1.978.657,” terangnya.
Di sektor pertanian pada tahun 2023 juga terjadi peningkatan luas panen seluas 296.492 hektare meningkat dibandingkan tahun 2022 yang luas panennya 271.883. Selain itu, tahun 2023 juga terjadi peningkatan produksi padi 1.457.502 ton GKG dibandingkan tahun 2022 1.373.532 ton GKG.
Di sektor Pariwisata, melalui program kunjungan wisatawan ke Sumbar bertajuk Visit Beautiful West Sumatera dengan kunjungan wisatawan mencapai 8 juta wisatawan tahun 2023. Program itu ikut berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi Sumbar tahun 2023. Termasuk banyaknya penyelenggaraan event-event nasional di daerah ini, yang berdampak besarnya perputaran uang di daerah ini.
Termasuk juga hadirnya desa-desa wisata di nagari-nagari yang mulai dilirik wisatawan juga ikut memberikan kontribusi bagi pertumbuhan ekonomi. Pemprov Sumbar mendorong setiap kegiatan-kegiatan rapat dan event-event yang dilaksanakan pemerintah daerah dilaksanakan di desa wisata dan nagari-nagari.
Dengan hadirnya desa wisata di nagari-nagari ini berdampak terjadinya pemerataan distribusi perputaran ekonomi hingga ke tingkat nagari. Di sektor industri, program hilirisasi dan ekspor komoditi Sumbar juga ikut memberikan dampak pertumbuhan ekonomi. Sedangkan di sektor UMKM juga mengalami kebangkitan. Hal ini tidak terlepas dari program unggulan (progul) memfasilitasi tumbuhnya 100 ribu milenial entrepreneur dan woman entrepreneur.
“Progul 100 ribu milenial tersebut tersebar pada beberapa sektor, baik pertanian, peternakan, perikanan, industri, UMKM, pariwisata, ekonomi kreatif dan sektor potensial lainnya,” katanya.
Realisasinya tahun 2023 sudah mencapai 108.947 entrepreneur. Yang terdiri dari Women Entrepreneur (9.314), Milenial Entrepreneur (93.602), Ekonomi Kreatif (6.474), SMK Preneur (458), Fasilitas Alat/Permodalan (672) dan Fasilitas Izin Berusaha (3.216).
Sementara, indikator kinerja pelayanan publik Pemprov Sumbar pada tahun 2023 lalu, berhasil meraih nilai yang membanggakan, yakni, 91,71, dengan kategori A. Atas pencapaian ini menempatkan Sumbar meraih peringkat 6 dari 38 Provinsi se-Indonesia.
Prestasi ini jauh lebih baik dibandingkan tahun 2022, yang meraih nilai 82,60, dengan kategori B, yang menempatkan Sumbar meriah peringkat 15 dari 34 Provinsi se-Indonesia. Tren pertumbuhan ekonomi, keberhasilan program pengendalian inflasi serta peningkatan kualitas layanan publik, juga terlihat memberikan dampak signifikan terhadap geliat aktivitas investasi dan dunia usaha Sumbar sepanjang tahun 2023.
Data Dinas Penanaman Modal Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Sumbar menyatakan, realisasi investasi Sumbar bahkan mencapai angka Rp7,2 triliun lebih per triwulan III tahun 2023 lalu. “Dengan kontribusi Penanaman Modal Asing atau PMA mencapai US$67,092,60 ribu atau Rp. 992.970.480.000,- atau sebesar 13,77 persen dari total realisasi Investasi Triwulan III Tahun 2023,” terang Kepala DPMPTSP Sumbar, Adib Alfikri, dalam keterangan tertulis yang diterima Haluan Minggu (14/1).
Sementara realisasi Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN), lanjut Adib adalah sebesar Rp3.411.564.000.000,-atau sebesar 47,30 persen dari total realisasi Investasi Triwulan III tahun 2023. Adib menjelaskan, realisasi investasi Triwulan II Tahun 2023 lalu ditambahkan dengan Realisasi Investasi dari Proyek UMK Mikro dan Kecil Rp2.807.400.000.000,- atau sebesar 38,93 persen. ini, bahkan telah berhasil menyerap 7.130 Orang tenaga kerja Indonesia.
“Pencapaian investasi ini tidak terlepas dari promosi potensi investasi di Sumbar yang dilaksanakan dalam berbagai forum pertemuan bisnis dan investor. Termasuk peningkatan pelayanan dalam perizinan dan regulasi-regulasi yang memberikan jaminan keamanan dan kemudahan dalam berinvestasi,” pungkasnya. (h/ADPSB)