“Misalnya, makanan yang dikonsumsi oleh siswa, mestinya itu dikontrol oleh sekolah. Bagaimana menghilangkan pengawet, perasa, pemanis dan penyedap di setiap makanan yang dikonsumsi oleh siswa,” kata Barlius.
Upaya lain dalam menerapkan pembinaan lingkungan sekolah sehat dengan cara menghilangkan genangan air yang akan memicu penyakit DBD. Kemudian, bagaimana agar di sekolah melestarikan tanaman sehat sebagai obat herbal sehingga mengurangi pemakaian obat kimia.
“Kita kembangkan apotik hidup di sekolah. Ini sejalan dengan sekolah adiwiyata, sekolah yang membudayakan lingkungan sehat. Termasuk juga kebiasaan mencuci tangan. Wastafel yang ada di sekolah-sekolah akan kita dewasakan dan dirawat kembali,” ujarnya.
Selain membudayakan lingkungan sehat dan bersih, peran dari orang tua juga tak kalah penting dalam membangun mental siswa agar semangat belajar tumbuh dengan sempurna. “Sekarang wali murid dan wali kelas sudah ada dalam grup yang sama. Ini menjadi penting karena orang tua dan guru harus ada komunikasi, agar kebiasaan sehat yang ada di sekolah juga dipraktikkan di rumah masing-masing,” ujar Barlius.
Ketua Panitia Sosialisasi UKS, Benny Wahyudi mengatakan, tema dari sosialisasi UKS 2024 adalah “Implementasi Gerakan Sekolah Sehat dengan Mengoptimalkan UKS pada Satuan Pendidikan”. “Jumlah peserta dalam sosialisasi ini sebanyak 600 orang, yang terdiri dari kepala sekolah SMA/ SMK dan SLB. Narasumber terdiri dari Gubernur Sumbar, Kepala Dinas Kesehatan Sumbar, hingga Kabiro Kesra Setdaprov Sumbar,” kata Benny.
Dia berharap kedepannya sekolah-sekolah yang mengikuti sosialisasi tersebut bisa menindaklanjuti program GSS, agar terciptanya lingkungan yang sehat. “Sekolah harus menjadi tempat yang aman dan sehat untuk anak-anak agar bisa bertumbuh dan berkembang dengan baik menuju masa depan,” tuturnya. (*)