Randang Babi Guncang Rumah Gadang

APAKAH INI SEBUAH KONSPIRASI MERUSAK TATANAN MINANGKABAU?

Babiambo

Heboh restoran masakan padang nonhalal (Twitter)

Rumah gadang bergoyang lagi. Ranah Minang heboh. Rang rantau maupun rang kampuang, tersengat isu sensitif. Bagaikan lebah pecah dari sarangnya, orang-orang seakan berhamburan mengutuk si pembuat gaduh. Sasakik sasanang, sahino samalu. Tatilungkuik samo makan tanah, tatilantang samo makan angin. Inilah saatnya, pepatah itu benar-benar menjelma dalam fakta.

Adaik badunsanak, dunsanak patahankan Adat bakampuang, kampuang patahankan Adat banagari, nagari patahankan Adat babangso, bangso patahankan Parang basuku samo dilipek, parang basosoh basamo-samo!

Galeboh itu bermula dari munculnya restoran yang bernama Babiambo. Restoran bercap Nasi Padang itu menghidangkan randang babi dan berbagai macam masakan Padang berbabi.

Ketua Lembaga Kerapatan Adat Alam Minangkabau (LKAAM) Sumbar, H Fauzi Bahar Datuk Nan Sati maradang. Ia benar-benar tersinggung.

“Maksudnya apa? Ini melukai perasaan orang Minang. LKAAM akan mengusut siapa pemilik restoran yang menyediakan rendang babi. Jangan uji-uji orang Minang, saya minta restoran itu segera ditutup,” kata Fauzi Bahar kepada Haluan, Jumat (10/6/2022).

Orang Minang itu bersepakat pada adat basandi syarak-syarak basandi Kitabullah (ABS-SBK). (*)

Mau Tahu Lebih Lengkapnya, Silahkan Baca Koran Harian Umum Haluan Edisi Minggu 12 Juni 2022 atau Bisa Berlangganan di My Edisi Harian Haluan Digital.

Exit mobile version