HARIANHALUAN.ID – Mengawali tahun 2025, PT Pegadaian mendapat kado spesial berupa izin menjalankan kegiatan usaha bulion yang dikeluarkan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Izin tersebut melalui surat Persetujuan Penyelenggaraan Kegiatan Usaha Bulion PT Pegadaian dengan nomor surat S-325/PL.02/2024. Melalui surat tersebut, Pegadaian dapat melakukan kegiatan usaha Bulion yang meliputi Deposito Emas, Pinjaman Modal Kerja Emas, Jasa Titipan Emas Korporasi maupun Perdagangan Emas.
Direktur Utama PT Pegadaian, Damar Latri Setiawan menyambut baik peraturan OJK tersebut. Hal itu mengingat dua tahun terakhir ini Pegadaian menanti restu untuk dapat melaksanakan usaha ekosistem emas tersebut.
Menurut Damar ini merupakan sebuah pencapaian, dimana Pegadaian menjadi Perusahaan pertama yang berhasil mengantongi izin usaha Bulion di Indonesia.
“Sudah 123 tahun Pegadaian hadir di tengah masyarakat, dengan berbagai improvement dan penyediaan berbagai produk gadai maupun non gadai. Gadai sebagai core bisnis, 90 persen masih di dominasi oleh gadai emas. Kurang lebih transaksi sampai dengan November menghasilkan omset sebanyak 230 T, dengan barang jaminan emas mencapai 92 ton, juga saldo Tabungan Emas yang mencapai 10,3 ton. Hal ini tentunya juga didukung oleh Anak Usaha kami, Galeri 24. InshaAllah kami optimis untuk menjalankan kegiatan usaha bulion,” ujar Damar.
Langkah yang dijalankan Pegadaian tersebut menjawab pernyataan dari Menteri BUMN RI, Erick Thohir beberapa waktu lalu di Jakarta, tentang pembentukan Bank Emas sebagai salah satu langkah untuk mendorong peningkatan hilirisasi, Erick mengungkapkan harapannya agar perusahaan BUMN segera bersinergi agar Indonesia segera memiliki Bullion Bank, salah satunya PT Pegadaian.
Bahkan Erick menambahkan pentingnya Bullion Bank akan semakin meliterasi masyarakat terhadap investasi emas. Sementara itu, Pegadaian menjadi salah satu Jasa Keuangan yang memiliki layanan investasi emas, salah satunya Tabungan Emas Pegadaian.
“Kalau sudah ada Bullion Bank, artinya masyarakat mulai mengenal tabungan emas. Kebetulan kita ada Pegadaian, bank syariah, kita coba dorong masyarakat juga mulai menabung emas,” ujar Erick.
Sementara itu, dikutip pada artikel Bisnis Indonesia (7/11/24), Wakil Menteri BUMN RI Kartika Wirjoatmodjo atau akrab disapa Tiko turut mendukung Pegadaian untuk bertransformasi menjadi bullion services atau ekosistem emas. Sebab, berdasarkan hasil kajian yang telah dilakukan, Pegadaian dinilai siap untuk melakukan layanan jual beli dan transaksi emas lainnya.
Pegadaian dinilai memiliki infrastruktur yang mumpuni menjadi lembaga penyaluran bulion mulai dari penyimpanan agunan gadai yang 90 persen berupa emas, ruang penyimpanan emas dengan standar Internasional terbesar di Indonesia hingga adanya beragamnya produk emas Pegadaian yang semakin melengkapi ekosistem emas tersebut.
Sebelumnya, Pemimpin Wilayah Pegadaian Kanwil II Pekanbaru yang membawahi area Padang, Riau dan Kepri, Dede Kurniawan mengatakan pihaknya bersiap mempersiapkan bisnis bullion.
“Bisnis bullion atau dikenal juga istilah bank emas menjadi salah satu yang diatur dalam Undang-Undang Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan (P2SK),” tuturnya.
Untuk mencapainya, Dede menyebut emas yang beredar ditengah-tengah masyarakat harus banyak dan penjualan emas harus tinggi.
“Kita punya galeri24, diperbanyak dulu penjualan dan segmen emasnya berjalan. Maka saat emas banyak beredar di masyarakat, maka akan menjadi bahan baku asosisasi emas melalui bisnis bullion,” ujarnya.
Pegadaian ingin mensukseskan Indoensia emas dan bercita-cita membuat sertifikasi asosisasi emas di indonesia.
Dengan unit bisnis bullion, nanti ada tiga unit usaha yaitu gadai, non gadai dan emas. Selain itu, unit bisnis bullion juga perlu mempersiapkan tiga hal.
“Pertama gold metal loan, yang dalam proses. Jadi di bisnis bulion adalah pinjaman untuk pengusaha emas, ke perusahaan. Kedua, retail gold loan untuk para pengrajin emas. Ketiga akan membuat asosisasi emas yang dikelola pegadaian, sehingga pegadiaan menjadi tempat mencari stok nya,” ucapnya. (h/yes)