PARIAMAN, HARIANHALUAN.ID – Selama beberapa bulan terakhir, penjualan produk dari Sulaman Indah Mayang mengalami peningkatan sampai 70 persen dibanding tahun lalu.
Pemilik usaha, Fitrinawati mengatakan, pertambahan omzet terjadi sejak Oktober 2024 dengan transaksi terbesar melalui online.
Menurutnya, ada banyak upaya yang dilakukan untuk meningkatkan omzet penjualan produk sulaman. Salah satunya dengan menggencarkan promosi secara daring dengan memanfaatkan media sosial yang ada.
Selain itu, Fitrinawati yang biasa dipanggil Buk Pik ini juga aktif mengikuti pameran yang diadakan hingga tingkat internasional seperti The Jakarta International Handicraft Trade Fair atau Inacraft.
Akibatnya, karya sulaman yang diproduksinya semakin dikenal oleh masyarakat luas sampai ke mancanegara.
“Februari lalu, saya mengikuti pameran seni dan kerajinan Inacraft di Jakarta. Memang untuk keberangkatannya kami memakai dana pribadi, tetapi ini saah satu upaya kita untuk lebih memperkenalkan karya sulaman yang menjadi sentra kerajinan di Naras,” kata dia pada beberapa waktu lalu.
Tidak hanya gencar melakukan promosi, dia juga percaya bahwa kualitas pelayanan terhadap konsumen serta kualitas produk sulaman juga sangat memengaruhi penjualan.
Berkat itulah, ia tidak jarang mendapatkan pelanggan baru yang berbelanja berdasarkan rekomendai pembeli sebelumnya.
Ia telah menjalankan usaha ini selama, dua puluh empat tahun, sehingga bisa mempromosikan produknya sampai ke mancanegara. Dia bersyukur karena bisa melestarikan kerajinan Minang seiring pesatnya perubahan zaman.
Saat ditemui Haluan di toko sulamannya yang berada di Naras Kecamatan Pariaman Utara, dirinya menceritakan sejarah Sulaman Indah Mayang berdiri.
Dia memulai usahanya dengan niat yang mulia yaitu, membantu para ibu rumah tangga mendapat penghasilan tambahan.
“Orang Naras itu umumnya bisa menyulam. Berada di lingkungan yang seperti itu, dengan sendirinya jiwa sulam itu ada sedari saya kecil,” ujarnya memulai kisah.
Fitrinawati menyadari, bahwa orang-orang Naras akrab dengan kerajinan menyulam. Namun, tidak sedikit ibu-ibu usia produktif yang ada di sana hanya fokus mengurus rumah tangga tanpa ada aktivitas lain.
“Di lingkungan saya tinggal itu banyak ibu rumah tangga produktif yang tidak ada aktivitas. Berangkat dari sana, saya memutar otak bagaimana supaya mereka bisa menambah pendapatan rumah tangga dengan memanfaatkan waktu senggangnya,” paparnya.
Dia merealisasikan niat tersebut dengan membuat beberapa produk sulaman. Sasaran pasarnya kala itu adalah rekan sesama guru di tempat dia mengajar.
“Setelah usaha sulaman saya ada kemajuan, saya terpikir untuk mengembangkannya dengan mengikuti banyak pameran,” ujarnya. (*)