HARIANHALUAN.ID – Balai Pelayanan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP3MI) Sumatra Barat melakukan rapat persiapan keberangkatan Pekerja Migran Indonesia (PMI) dalam skema Goverment to Goverment (G to G) Jepang Batch XVIII, Kamis (5/6).
PMI G to G Jepang kali ini untuk memenuhi kebutuhan sebagai perawat yang nantinya akan dikontrak dalam jangka waktu 3 tahun. Mereka akan memperoleh gaji yang cukup lumayan mencapai Rp30 juta.
Suasana haru turut mewarnai prosesi persiapan keberangkatan para PMI.
Pada kesempatan itu, 9 orang PMI G to G ke Jepang asal Sumbar yang hadir berpamitan kepada Kepala dan Pegawai di BP3MI. Mereka juga menceritakan pengalaman, kesan dan pesan proses seleksi hingga dinyatakan lulus ke Jepang dibawah bimbingan BP3MI.
Salah seorang PMI G to G Jepang, Tia Amelia yang merupakan Alumni Universitas Syedza Saintika Padang sangat bersyukur atas arahan dan bimbingan BP3MI.
“Tahun pertama saya ikut dan langsung dinyatakan lulus. MasyaAllah berkat bimbingan BP3MI semua proses dilalui dengan mudah,” ujarnya.
PMI G to G Jepang lain, Reza yang merupakan alumni Keperawatan UNP juga menuturkan hal serupa.
“Keluarga semuanya sangat bersyukur saya dinyatakan lulus. Sebab tahun ini tahun ketiga saya ikut tes. Sempat ragu awalnya, jika tahun ini tidak lulus juga mungkin saya tidak akan mencoba lagi. Dan alhamdulillah tahun ini lulus,” ucapnya.
Ia mengakui saat ini mencari pekerjaan sangat sulit. Bahkan telah banyak lamaran kerja yang dimasukkannya namun tidak satupun berbuah manis.
“Bahkan ada dari RS yang surat lamaran nya saja tidak disentuh. Dibiarkan tergeletak begitu saja. Alhamdulillah kesempatan itu datang, dan saya sampai di titik ini,” tuturnya penuh haru.
Ia juga berpesan bagi para pencari kerja agar tetap semangat dan jangan mudah menyerah.
Ia juga selalu mengingat pesan orang tuanya untuk menjaga perilaku, sikap dan salat jika sudah berada di Jepang nantinya.
Pada kesempatan itu, Kepala BP3MI Sumbar, Jupriyadi mengatakan selamat kepada para PMI yang dinyatakan lulus program G to G Jepang Batch XVIII ini.
“Selamat atas kelulusannya. Yakinlah setiap manusia yang hidup di bumi ini telah diatur rezekinya oleh Allah,” ujarnya.
Ia berpesan kepada para PMI yang dinyatakan lulus agar tetap menjaga rasa nasionalisme.
“Dimanapun berada bekerjalah dengan baik. Berikan skill dan kompetensi terbaik. Dan paling penting ketika sudah sampai di Jepang, rasa nasionalisme dan cinta tanah air jangan hilang,” tuturnya.
Selain itu para PMI diminta untuk menyeimbangkan pengeluaran dengan pemasukan agar ada simpanan di kemudian hari.
“Untuk ananda yang masih sangat muda-muda, hemat-hemat agar uangnya bisa untuk masa depan. Karena banyak juga pekerja migran ketika balik kesini tidak punya apa-apa. Saat mengirim ke rumah, keluarga tidak bertanggungjawab juga. Semoga menjadi pelajaran,” ucap Jupriyadi.
Selain itu, BP3MI juga memastikan tidak meminta apapun dari PMI yang dinyatakan lulus dan berangkat ke Jepang.
“Cukup berkabar saja jika sudah sampai. Ataupun berikan video-video yang menunjukkan bagaimana kerja disana agar meyakinkan calon PMI generasi selanjutnya,” kata dia.
Selain itu, PMI juga diharapkan tetap menjaga komunikasi dan menyampaikan jika ada kendala di negara tempat bekerjanya.
Jupriyadi menambahkan penempatan resmi Pekerja Migran Indonesia hanya melalui 5 skema.
“Yakni Government to Government (G to G), Private to Private melalui PT (P to P). Government to Private (G to P), Untuk Kepentingan Perusahaan Sendiri (UKPS), serta berangkat secara mandiri,” ujarnya.
Setiap tahun minat masyarakat Sumbar untuk bekerja di luar negeri terus meningkat. BP3MI juga terus berupaya memaksimalkan serapan PMI agar angka pengangguran yang masih tinggi dapat ditekan.
“Di medsos BP3MI juga selalu kami umumkan setiap ada peluang- peluang bagi pencari kerja,” ungkapnya. (h/yes)