PADANG, HALUAN — Masjid dinilai memiliki peran yang lebih luas selain menjadi tempat ibadah, salah satunya potensi memberdayakan ekonomi masyarakat. Bahkan masjid didorong untuk meningkatkan layanan digitalisasi untuk mempermudah menagemen dana umat.
Ketua Dewan Masjid Indonesia (DMI) Sumbar Prof. Duski Samad mengatakan sesuai dengan slogan ‘Masjid Makmur dan Memakmurkan’, sudah semestinya masjid berperan dalam pemberdayaan ekonomi umat, salah satunya dengan pembentukan koperasi yang dikelola pengurus masjid.
“Masyarakat di desa, terutama petani banyak yang terjebak dengan kerja sama yang tidak menguntungkan dengan pemilik modal maupun pemilik lahan. Sehingga banyak petani tetap miskin dan tidak lepas dari situ. Maka harus ada koperasi berbasis syariah yang bisa jadi jawaban atas masalah itu, dan tidak hanya fokus pada profit atau keuntungan belaka,” katanya.
Sebab itu, katanya, masjid merupakan sentra dalam pengenalan maupun pengembangan ekonomi syariah di Sumbar. Pertama sekali yang harus dilakukan saat ini adalah upaya dalam peningkatan literasi masyarakat terhadap ekonomi syariah.
“Sumbar bisa menjadi daerah percontohan dalam pengembangan ekonomi syariah. Hari ini sekitar 35 persen dari total masyarakat Sumbar sudah punya ketertarikan untuk menggunakan sistem ekonomi berbasis syariah,” ungkapnya.
Ia optimis dengan edukasi dan sosialisasi yang masif dilakukan berbagai pihak, terutama DMI, angka tersebut bisa terus meningkat dan masyarakat bisa beralih ke sistem ekonomi syariah.
“Masjid adalah pusat untuk pengembangan. DMI Sumbar saat ini juga tengah membentuk lembaga amil zakat dan bisa berkembang ke tingkat terbawah di jorong atau di nagari untuk dapat menerima dan mendistribusikan zakat ke masyarakat yang membutuhkan. Peran amil zakat ini harus banyak di wilayah pedesaan untuk membantu petani dan masyarakat desa agar bisa sejahtera,” ujarnya.
Menurut Duski Samad, salah satu program yang bisa dikembangkan pengurus masjid ke depan adalah dengan membentuk koperasi berbasis masjid. Pengurus masjid mulai dari sekarang sudah seharusnya mendesain konsep perekonomian berbasis masjid yang bisa membantu dan memakmurkan masyarakat sekitar masjid.
“Yang paling penting sekali itu untuk memastikan jangan sampai ada orang di sekitar masjid itu ada yang tidak makan atau kelaparan. Jika masjid sudah bisa melakukan peran itu, maka orang akan merasa butuh dengan masjid, sehingga masjid akan jadi ramai,” katanya.
Digitalisasi Masjid
Direktur Business Development and Marketing Sarana Pembayaran Syariah (SPS) Bakti Mudiazko menyebutkan, salah satu langkah untuk mendukung pemerintah untuk mempercepat inklusi keuangan syariah di Indonesia dengan meningkatkan akses digital di masjid.
Lebih lanjut Bakti menjelaskan, salah satunya layanan pengelolaan keuangan dan membantu mewujudkan transaksi cashless atau nontunai di lingkungan ekosistem masjid melalui program digitalisasi. Pihaknya pun juga sudah bekerja sama dengan Dewan Masjid Indonesia untuk mendorong digitalisasi masjid.
Hal yang sama juga disampaikan oleh, Group Head of Digital Banking Business Bank Syariah Indonesia (BSI), Wijayanto, bahwa masjid adalah salah satu institusi yang harus didukung bersama, terumasuk dalam meningkatkan kapasitas layanan di masjid.
Menurutnya, perlu adanya aplikasi digital untuk masjid serta jemaah, salah satunya aplikasi Hijrah Masjid dan aplikasi Hijrah Nuswantara yang membantu pengurus DKM dalam mengatur operasional dan keuangan masjid di era digital, sedangkan aplikasi Hijrah Nuswantara memberikan kemudahan kepada jemaah untuk membayar zakat, infaq, dan sedekah langsung ke masjid.
“Upaya lainnya adalah peluncuran aplikasi Hijrah Loket yang merupakan produk layanan keuangan syariah berbasis masjid yang bertujuan mengembangkan potensi masjid dan menjadikan masjid sebagai pusat ekosistem ekonomi syariah,” ujarnya dikutip dari idx.com.
Lebih lanjut Wijayanto mengatakan, dalam mengembangkan potensi Masjid di era digitalisasi, akan ada layanan sistem pembayaran syariah yang lebih inovatif, efisien, dan aman bagi masyarakat berupa layanan virtual account untuk transaksi keuangan di masjid seperti zISWAF, layanan cardless withdrawal dan cash out bagi jemaah masjid.
Ia berharap, dengan terciptanya ekosistem ekonomi syariah digital melalui masjid, lembaga keuangan syariah, perdagangan digital, hingga keuangan sosial Islam mempercepat pertumbuhan ekonomi dan mewujudkan keuangan syariah di Indonesia. (h/rga)