• Index
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
Jumat, 27 Januari 2023
05 Rajab 1444
Tidak ada hasil
Lihat semua hasil
  • Home
  • Utama
  • Ekonomi
  • Olahraga
  • Sumbar
    • Agam
    • Bukittinggi
    • Dharmasraya
    • Kabupaten Solok
    • Kota Solok
    • Limapuluh Kota
    • Mentawai
    • Padang
    • Padang Panjang
    • Padang Pariaman
    • Pariaman
    • Pasaman
    • Pasaman Barat
    • Payakumbuh
    • Pesisir Selatan
    • Sawahlunto
    • Sijunjung
    • Solok Selatan
    • Tanah Datar
  • Opini
  • Pendidikan
  • Hiburan
  • Webtorial
  • Lainnya
    • Entrepreneur
    • Pariwisata
  • Home
  • Utama
  • Ekonomi
  • Olahraga
  • Sumbar
    • Agam
    • Bukittinggi
    • Dharmasraya
    • Kabupaten Solok
    • Kota Solok
    • Limapuluh Kota
    • Mentawai
    • Padang
    • Padang Panjang
    • Padang Pariaman
    • Pariaman
    • Pasaman
    • Pasaman Barat
    • Payakumbuh
    • Pesisir Selatan
    • Sawahlunto
    • Sijunjung
    • Solok Selatan
    • Tanah Datar
  • Opini
  • Pendidikan
  • Hiburan
  • Webtorial
  • Lainnya
    • Entrepreneur
    • Pariwisata
Tidak ada hasil
Lihat semua hasil
Tidak ada hasil
Lihat semua hasil
  • Utama
  • Politik
  • Otomotif
  • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Olahraga
  • Sumbar
  • Hiburan
  • Lifestyle
  • Opini
  • Pariwisata
  • Entrepreneur
  • Webtorial
Home Ekonomi

Ketersedian Pupuk Bersubsidi Sumbar Hanya 38,8 Persen

RedaksiRedaksi
Senin, 17/1/22 | 07:03 WIB
Ilustrasi Pupuk Subsidi. IST

Ilustrasi Pupuk Subsidi. IST

0
SHARES
ShareTweetSendShare
Ilustrasi Pupuk Subsidi. IST

PADANG, HALUAN — Dinas Tanaman Pangan, Perkebunan, dan Hortikultura (Distanhorbun) Sumatra Barat mencatat, stok pupuk bersubsidi yang ada di Sumbar saat ini hanya berjumlah 180 ribu ton atau hanya sekitar 38,8 persen dari total kebutuhan sebesar 460 ribu ton. Kekurangan ini semakin diperparah dengan masih terjadinya kelangkaan di tingkat petani serta harga pupuk yang tahun ini diprediksi masih akan mengalami kenaikan.

Kepala Distanhorbun Sumbar, Syafrizal menyebutkan, kuota pupuk bersubsidi di Sumbar memang tidak seluruhnya dipenuhi oleh Kementerian Pertanian (Kementan). Tahun 2021 lalu, misalnya, Sumbar mengajukan kuota pupuk bersubsidi sebanyak 200 ribu ton, tetapi yang disetujui hanya sekitar 180 ribu ton lebih.

BACA JUGA

Babi Hutan Banyak Terkapar, Buru Alek Batipuh Ateh Sukses

Kamis, 26/1/23 | 20:19 WIB

Rivan Purwantono: Tim Pembina Samsat Nasional Bahas Roadmap Implementasi Penghapusan Data Ranmor Bagi Penunggak Pajak Jakarta

Kamis, 26/1/23 | 19:33 WIB

“Untuk itu, kami akan segera menerbitkan surat keputusan (SK) gubernur untuk pengalokasian pupuk per kabupaten/kota dan per komoditi sesuai kebutuhan di lapangan. Baik itu untuk padi, jagung, perkebunan, maupun hortikultura. Hanya saja, tahun ini peruntukkannya sebagian besar untuk padi,” katanya kepada Haluan, Minggu (16/1).

Ia mengatakan, jenis pupuk bersubsidi tersebut di antaranya, UREA, Sp 36, ZA, NPK 15-10-12, dan pupuk organik. Sesuai dengan arah kebijakan, ucapnya, pupuk disalurkan untuk petani yang tergabung dalam kelompok tani dan terdaftar pada sistem e-RDKK yang diinput tahun 2021 oleh dinas pertanian provinsi, kabupaten, maupun kota yang bertanggung jawab atas alokasi di wilayahnya masing-masing.

“Dengan kondisi pupuk kita yang hanya 38,8 persen, kami akan melakukan pengawasan lebih lanjut ke depannya. Salah satunya dengan menyesuaikan kebutuhan per bulan kabupaten/kota, dan memetakan apa yang paling dibutuhkan di lapangan. Selain itu, untuk mengantisipasi kelangkaan, kami juga sudah memproduksi pupuk organik, yang dibantu pemerintah pusat dan daerah,” tuturnya.

Terpisah, Pengamat Ekonomi Unand, Prof Elfindri mengatakan, kelangkaan dan kenaikan harga pupuk yang terjadi belakangan merupakan dampak dari petani yang sudah terlanjur terdidik dalam menggunakan pupuk industri. Petani menjadi amat bergantung pada pola tanam dengan penggunaan pupuk berbahan kimia.

“Sementara keperluan atau permintaan pupuk meningkat karena terjadinya pertumbuhan penduduk. Hal ini belum diimbangi dengan inisiasi memproduksi pupuk di masing-masing daerah, sehingga masih bergantung kepada pupuk yang diproduksi di luar daerah,” katanya, Minggu (16/1).

Harga pupuk yang terus meningkat akan berdampak pada menurunnya nilai tambah bagi petani. Menurut Elfindri, penyediaan pupuk lokal menjadi solusi atas masalah-masalah tersebut. Sekarang, hanya tinggal sejauh mana pemerintah daerah melalui dinas terkait menunjukkan keseriusan dalam memfasilitasi agar produksi pupuk bisa dilakukan sendiri.

Menurutnya Sumbar layak dan bisa memproduksi pupuk sendiri. Industri pupuk yang didirikan di Sumbar akan mampu menekan biaya komponen produksi dan distribusi. “Untuk mewujudkan itu tentu dibutuhkan inisiasi. Maka gubernur harus memastikan kajiannya melalui Bappeda guna menetapkan kelayakan dan kapasitasnya. Kemudian kajian itu diserahkan kepada pemerintah pusat atau BUMN yang bergerak di industri pupuk agar mereka bisa melakukan produksi di Sumbar. Harus dimulai sekarang, karena kebutuhan pupuk kita di Sumbar terus meningkat,” katanya.

Di samping itu, agar petani tidak terus berada di dalam kondisi sulit bseperti sekarang, ia menlai sudah saatnya petani berinisiatif membentuk farmer union atau petani berkelompok.

“Penetapan harga bisa dilakukan oleh petani sendiri. Penjualan yang dilakukan tidak lagi seperti sekarang, tapi penjualan dikakukan dengan model lelang yang dikelola farmer union. Ini yang sudah dilakukan oleh negara-negara maju. Model penjualan seperti sekarang hanya akan menguntungkan para pedagang perantara antara petani dan pasar,” katanya.

Sebelumnya, Kementerian Perdagangan (Kemendag) memproyeksikan harga pupuk nonsubsidi bakal mengalami kenaikan sepanjang tahun 2022, akibat melonjaknya harga bahan baku di tingkat global. Kenaikan harga pupuk itu belakangan ikut andil memengaruhi inflasi pada komoditas pangan awal tahun ini.

Direktur Barang Kebutuhan Pokok dan Barang Penting Kemendag, Isy Karim mengatakan, kementeriannya tengah berkoordinasi dengan produsen pupuk dalam negeri untuk menjaga harga pupuk nonsubsidi tetap stabil di tengah gejolak harga dunia.

Pemerintah menargetkan produsen dalam negeri dapat memberikan harga di bawah harga internasional untuk menjaga akses pupuk bagi petani. “Kenaikan harga pupuk nonsubsidi disebabkan oleh melonjaknya harga berbagai komoditas dunia seperti amonia, phosphate rock, KCL, gas, dan minyak bumi karena pandemi, krisis energi di Eropa serta adanya kebijakan beberapa negara yang menghentikan ekspornya,” katanya.

Berdasarkan data World Bank-Commodity Market Review per 4 Januari 2022, Pupuk Urea dan diamonium fosfat (DAP) mengalami kenaikan yang signifikan. Sepanjang Januari hingga Desember 2021 misalnya, harga diamonium fosfat (DAP) di pasar internasional mengalami kenaikan sebesar 76,95 persen. Saat awal tahun lalu, harga pupuk itu mencapai US$421 per ton, pencatat itu berakhir di posisi US$745 per ton pada Desember 2021.

Di sisi lain, Pupuk Urea mengalami peningkatan harga mencapai 235,85 persen sepanjang tahun lalu. Pupuk Urea sempat berada di harga US$265 per ton belakangan naik menjadi US$890 per ton pada Desember 2021. (h/mg-dar/mg-ga)

Keyword: PanganPupukSubsidSumbar
ShareTweetSendShare

BACA JUGA

Babi Hutan Banyak Terkapar, Buru Alek Batipuh Ateh Sukses

Kamis, 26/1/23 | 20:19 WIB

Rivan Purwantono: Tim Pembina Samsat Nasional Bahas Roadmap Implementasi Penghapusan Data Ranmor Bagi Penunggak Pajak Jakarta

Kamis, 26/1/23 | 19:33 WIB

Berikan Pelayanan Terbaik, Jasa Raharja Serahkan Santunan Langsung kepada Ahli Waris Sah

Kamis, 26/1/23 | 12:43 WIB

DK PWI Sumbar Komitmen Tegakkan Marwah Profesi, Wartawan Dibela Jika Berada di Jalur yang Benar

Kamis, 26/1/23 | 09:50 WIB
Rekomendasi
Petugas kesehatan menyuntik vaksin salah seorang warga saat gebyar vaksin di Kelurahan Ampang, Kota Padang, beberapa waktu lalu. PUTRI WULANDARI

Sumbar Capai Target Vaksin 70 Persen

Seorang wisatawan berenang bersama ikan di obyek wisata taman laut Olele di Kabupaten Bone Bolango, Gorontalo, Minggu (17/11/2019). Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Gorontalo mengembangkan obyek wisata unggulan Gorontalo tersebut melalui program selama tiga tahun. ANTARA FOTO/Adiwinata Solihin/mz

Agam Menyusul Tahun Depan, Sumbar Kini Punya Enam Kawasan Konservasi Perairan

HALUANTERPOPULER

  • Rem Blong, Truk Gilas Enam Mobil dan Dua Motor, Ada Korban Jiwa!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pascalaka Beruntun di Panyalaian, Macet Panjang, Sistem Buka Tutup Jalan Diberlakukan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pengertian Sako, Pusako dan Sangsoko di Minangkabau

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pusat Perlengkapan dan Kebutuhan Bayi Terlengkap, Miniku Baby Store Hadir di Padang

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Babi Hutan Banyak Terkapar, Buru Alek Batipuh Ateh Sukses

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Jalan Utama Parah, Jalan Alternatif Memprihatinkan! Warga Bertaruh Nyawa Menyeberang Batang Tiku Agam

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tragedi Maut di Panyalaian Tewaskan 3 Orang dan 9 Luka-Luka, Ini Penjelasan Kasat Lantas AKP Aldy Lazzuardy!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Piala Gubernur Sumbar, Panitia Turnamen Gelar Rapat Persiapan Teknis

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Lapek Barajuik, Kuliner Asli Kampung Aro yang Disukai Gubernur Azwar Anas

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pendaftaran Komcad Dibuka, Minimal Tamatan SMP Berpangkat Kopral

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
HarianHaluan.id

HarianHaluan.id

Kantor Redaksi dan Bisnis:
Jln. Prof Hamka (Komp. Bandara Tabing - Lanud St. Syarir) - Kota Padang - Sumatera Barat (25171)

  redaksihaluan.id@gmail.com

  0812 7790 1410
+62 812 7790 1410

  • Agam
  • Breaking News
  • Bukittinggi
  • Dharmasraya
  • Ekonomi
  • Entrepreneur
  • Galeri Foto
  • HALUAN
  • Hiburan
  • INSTITUT TEKNOLOGI PADANG
  • Kaba Ranah
  • Kaba Rantau
  • Kabupaten Solok
  • Kampus
  • Kota Solok
  • Lifestyle
  • Limapuluh Kota
  • Mentawai
  • Olahraga
  • Opini
  • Otomotif
  • Padang
  • Padang Panjang
  • Padang Pariaman
  • Pariaman
  • Pariwisata
  • Pasaman
  • Pasaman Barat
  • Payakumbuh
  • Pendidikan
  • Peristiwa
  • Pesisir Selatan
  • POLITEKNIK NEGERI PADANG
  • Politik
  • Prakiraan Cuaca
  • Ranah & Rantau
  • Sastra Budaya
  • Sawahlunto
  • Sijunjung
  • Solok Selatan
  • Sumbar
  • Tanah Datar
  • Utama
  • Webtorial
  • Index
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber

Copyright © 2022 HarianHaluan.id

Tidak ada hasil
Lihat semua hasil
  • Home
  • Utama
  • Ekonomi
  • Olahraga
  • Sumbar
    • Agam
    • Bukittinggi
    • Dharmasraya
    • Kabupaten Solok
    • Kota Solok
    • Limapuluh Kota
    • Mentawai
    • Padang
    • Padang Panjang
    • Padang Pariaman
    • Pariaman
    • Pasaman
    • Pasaman Barat
    • Payakumbuh
    • Pesisir Selatan
    • Sawahlunto
    • Sijunjung
    • Solok Selatan
    • Tanah Datar
  • Opini
  • Pendidikan
  • Hiburan
  • Webtorial
  • Lainnya
    • Entrepreneur
    • Pariwisata

Copyright © 2022 HarianHaluan.id