Seperti diketahui, selain komoditas utama pertambangan dan mineral, beberapa produk unggulan ekspor Indonesia saat ini, antara lain udang, kopi, minyak kelapa sawit, kakao, karet, TPT, alas kaki, elektronika, komponen kendaraan bermotor dan furniture.
Kadin Indonesia, lanjut dia, berkomitmen untuk menjembatani antara pasar global dan produk dalam negeri, terutama yang berasal dari UMKM, agar dapat menembus pasar global. Langkah tersebut dilakukan dengan berbagai inisiatif, antara lain melalui Wiki-Wirausaha, yaitu platform yang menghubungkan pelaku UMKM dengan pengusaha dan menyediakan berbagai pelatihan serta pendampingan, Kadin Tech Hub yang menjembatani solusi atas persoalan digitalisasi yang dihadapi UMKM, Kadin International Trading House yang menjadi penengah dalam menghubungkan pelaku UMKM dengan pasar global dan domestik.
Dari data statistik Kota Padang, diketahui lanskap industri Kota Padang dikuasai oleh pelaku usaha kelas menengah, yang berjumlah di atas 30 ribu unit usaha. Sementara itu, pelaku usaha skala kecil mencapai lebih dari 10 ribu unit usaha dan skala mikro sekitar 5 ribu unit usaha. Hal ini wajar, mengingat Kota Padang merupakan pintu masuk perdagangan di Sumatra Barat. Mayoritas pelaku usaha di kota tersebut bergantung pada sektor perdagangan dan jasa.
Kondisi ini berbanding terbalik dengan lanskap pelaku usaha di Sumatra Barat, yang mayoritas sekitar 531 ribu atau 89 persen adalah pelaku usaha mikro. Sementara usaha kecil sekitar 9 persen, menengah 1,3 persen, dan usaha besar 0,07 persen.
Menurut Arsjad, Kota Padang dapat menjadi pendorong yang menarik gerbong pertumbuhan UMKM, terutama skala mikro di Sumatra Barat. Dengan kolaborasi berbagai pihak, Kadin siap membawa berbagai inisiatif UMKM naik kelas tersebut ke kota tersebut. (*)