Kesuksesan yang diraih Yeni, ternyata juga sejalan dari sederatan penghargaan yang diraihnya, baik dari pemerintah maupun dari lembaga swasta. Di antaranya, penghargaan sebagai Pelestarian Budaya Kementerian Desa Tertinggal pada 2011, pemenang terbaik Tingkat Nasional UMKM UI kerja sama dengan City Bank UKM Center UI City Mircoprenuership Award 2013, dan peringkat terbaik dari Women Skill pada hari perempuan sedunia tahun 2014.
Kemudian, meraih penghargaan dari Universitas Indonesia setelah mengikuti motivasi dan training form zero to hero Tahun 2015, meraih penghargaan Alumni UMKM Center Terbaik, sebagai narasumber terbaik yang selenggarakan UI pada 2015, menerima pengharagaan Upakartik kategori Pelopor dari Ditjen, IKM Kementerian Perindustrian Tahun 2017 dan penghargaan SKIM Karya Tahun 2020.
Berbagai penghargaan tersebut, kata Yeni, tidak terlepas atas kontribusinya memberdayakan perempuan lewat usaha kerajinan tenun, termasuk menjadi pelopor songket Unggan Lansek Manih asal Sijunjung. Bahkan, perempuan tangguh itu kini menjadi instruktur pelatihan tenun dari Balai Diklat Industri (BDI) Padang untuk 16 nagari di Sijunjung, termasuk intruktur pelatihan tenun di Lapas Kelas II B Sijunjung sejak 2014 hingga sekarang.
Menariknya, peserta pelatihan tenun di Lapas Sijunjung tidak hanya diikuti oleh narapidana perempuan, tapi juga ada yang laki-laki. Bahkan, ada salah satu mantan narapidana Lapas Sijunjung yang menjadi asistennya untuk instruktur pelatihan tenun. “Asisten saya yang mantan narapidana itu laki-laki. Tahun besok kami pun akan memberikan pelatihan tenun di Dharmasraya,” ucap Yeni.
Terkait sederet penghargaan yang telah diraihnya, bagi Yeni itu merupakan hal yang luar biasa bagi dirinya pribadi. Apalagi, dia hanya tamatan SMP. “Ini hal yang luar biasa bagi saya. Saya tidak berjalan sendiri, saya bersama teman-teman semua, berbagi ilmu membantu kaum perempuan dengan sehelei demi sehelei benang memberantas kemiskinan,” katanya.
Saat ini, tambah Yeni, dirinya tidak akan berhenti menyuarakan, mengajak dan memotivasi kaum perempuan untuk terus bertekat kuat, maju, dan kerja keras, terutama kaum perempuan di Unggan, agar mereka bisa mandiri dan bisa memerdekan dirinya sendiri, termasuk untuk menyokong pendapatan ekonomi keluarganya, agar mereka bisa memberikan pendidikan yang tinggi untuk anak-anak mereka.
“Ini yang terus saya perjuangkan. Jangan sampai anak-anak kita tidak mendapatkan pendidikan yang tinggi. Untuk itu, kepada kaum perempuan, khususnya di Unggan, dan Indonesia pada umumnya, ayo bangkit, lakukan kreatifitas untuk mensejahterakan diri kita sendiri, mandiri, inovatif dan tetap semangat,” tutur Yeni. (*)