PADANG PARIAMAN, HARIANHALUAN.ID – Pemerintah Kabupaten Padang Pariaman melalui Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga (Disparpora) meluncurkan Perspektif Inovasi Peningkatan Ekonomi Masyarakat melalui Pengembangan Ekonomi Kreatif di Hall IKK Parit Malintang, Rabu (18/10).
Hadir dalam kegiatan tersebut Sekretaris Daerah Rudy Repenaldi Rilis, Ketua PKK Yunita Suhatri Bur, Kadis Disparpora Muhammad Fadhly, Kadis Pendidikan dan Kebudayaan Drs. Anwar, Dempo Anai Land, perwakilan Association of The Indonesian Tours and Travel Agencies (ASITA), camat dan wali nagari se-Kabupaten Padang Pariaman.
Kepala Disparpora Padang Pariaman, Muhammad Fadhly menyampaikan untuk meningkatkan ekonomi kreatif bekerja sama dengan berbagai sektor.
Diantaranya kerjasama ASITA untuk pemasaran dan Bank Nagari, serta kerja sama dengan Politiknik Jogyakarta untuk melakukan pelatihan bagi pelaku usaha ekonomi kreatif.
“Nama yang telah dilatih ke Jogjakarta adalah Sumarli Eka Putra, Nur Halimah dan Anggraini Eka Putri bidang batik serta Desi Ardila, Zul, dan Widia bidang tas jahit,” ujarnya.
Senada dengan itu Sekretaris Daerah Rudy Repenaldi Rilis mengatakan Bupati Suhatri Bur tidak hanya mendukung tetapi juga terlibat langsung.
Inovasi ini adalah model bagi UMKM Padang Pariaman yang dituangkan dalam Peraturan Bupati.
“Padang Pariaman kaya akan potensi lokal, sudah go internasional seperti Indang tapi tidak bisa kita nikmati,” ujarnya.
Begitu juga dengan pariwisata belum dikembangkan semaksimal mungkin.
“Kita juga didukung oleh Bank Nagari untuk mendukung ekonomi kreatif ini, bagaimana untuk modal mereka nantinya,” ujarnya.
Diharapkan dengan adanya pelaku ekonomi kreatif membuka lapangan pekerjaan karena enam orang yang dikirim ke Jokya akan melahirkan kader-kader baru.
Begitupun dengan usaha minuman nipah, ada sebanyak 60 orang yang dilatih, sehingga rasanya sama di daerah ulakan.
“Ada ibu-ibu yang tidak memiliki pekerjaan namun setelah dilatih dengan usaha minuman Nipah, beliau ada penghasilan Rp300 ribu per hari,” ujarnya.
Bupati Padang Pariaman Suhatri Bur, SE, MM mengatakan inovasi adalah keinginan untuk berubah.
“Inovasi bukan untuk menghambat tapi untuk memudahkan, adanya inovasi maka disanalah dilahirkan peraturan-peraturan” ujarnya.
Sebanyak 282 inovasi lahir pada tahun ini di Padang Pariaman sehingga mereka kedatangan tim penilai dari pusat.
“Lahir inovasi baru, kita akan komunikasi dengan lembaga-lembaga terkait,” ungkapnya.
Dikatakannya akademisi kulit datang sendiri ke Padang Pariaman. Tinggal lagi bagaimana merangkul para anak-anak muda.(h/ahr)