Lebih lanjut, Ia juga menjelaskan, padi jenis anak daro saat ini kurang diminati petani, lantaran umur atau jarak antara masa tanam dengan masa panen padi tersebut cukup lama dibanding padi jenis lain. Apalagi, di Kota Solok, pertanian khususnya sawah merupakan penopang utama perekonomian masyarakat.
Kemudian sebagai ujung tombak penelitian tersebut, di Kota Solok pun sudah ada Desa Mandiri Benih (DMB) yang merupakan suatu kegiatan yang dibuat untuk mendukung percepatan tanam di sektor perbenihan padi.
Oleh karena itu, Dinas Pertanian terus menggalakkan para petani untuk memperbanyak menanam padi varietas anak daro dengan sistem budidaya yang benar. Dengan cara budidaya yang benar dan tepat, hasil yang diperoleh akan lebih maksimal. Harga jual padi pun di pasaran saat ini tertinggi bersama dengan varietas cisokan.
Pemasaran beras anak daro dengan nilai jual tinggi juga sedang diupayakan. Beras varietas anak daro merupakan beras khusus, sehingga harga jualnya tidak dibatasi. Saat ini telah ada upaya kerja sama dengan Pemerintah Kota Pekanbaru dan upaya peningkatan kualitas kemasan, sehingga dapat diterima di swalayan dan minimarket.
Seperti telah diketahui, padi varietas anak daro merupakan padi varietas asal Kota Solok yang dilepas tahun 2007 dan telah mendapatkan pengakuan dari KemenkumHAM dengan sertifikat Indikasi Geografis (IG) tahun 2018. (*)