“Kepada pengelola Rumah Sentra Budidaya Maggot BSF, jangan jadikan ini sebagai beban, tapi jadikanlah ini sebagai semangat bersama untuk menjaga kebersihan lingkungan melalui pengelolaan sampah berbasis masyarakat. Karena, kalau tidak kita kelola mulai dari sekarang, maka kita akan mewariskan lingkungan yang tidak sehat kepada anak cucu kita nantinya,” imbuh Andree.
Dia pun berharap partisipasi masyarakat untuk dapat memanfaatkan Rumah Sentra Budidaya Maggot BSF dalam pengolahan sampah yang pemilahannya dimulai dari rumah. Apalagi, memilah sampah dari rumah adalah hal yang mudah dilakukan, tinggal memisah mana sampah organik dan mana sampah non organik. “Kalau sampah organik, bisa dikirim ke tempat budidaya maggot, dan sampah non organik ke bank sampah. “Jika ini dilakukan, maka akan ada sirkular ekonomi,” ujar Andree.
Camat Padang Selatan Anhal Mulya Perkasa juga menyampaikan terima kasih kepada PT Semen Padang yang telah merenovasi TPS3R Kelurahan Rawang menjadi Sentra Budidaya Maggot BSF Kota Padang. Menurutnya, dukungan PT Semen Padang untuk Sentra Budidaya Maggot ini merupakan sebuah inovasi dalam mengatasi persoalan sampah yang selama ini juga menjadi atensi dari Pemerintah Kota Padang.
“Setiap hari itu ada 650 ton sampah yang dikirim ke TPA. Bahkan, estimasinya di 2026 sampah yang dikirim ke TPA akan sulit diolah atau dipilah. Maka dari itu, inovasi dari PT Semen Padang ini sangat kami apresiasi setinggi-tingginya. Untuk itu, berterima kasih kepada PT Semen Padang yang telah mendukung Sentra Budidaya Maggot,” katanya.
Sementara itu, Dosen Biologi Universitas Andalas (Unand) Dr. Resti Rahayu, sekaligus pendamping Sentra Budidaya Maggot BSF Kota Padang menyampaikan bahwa Sentra Budidaya Maggot ini tidak hanya sebatas tempat budidaya maggot, tapi bisa dikatakan ini sebagai rumah produksi protein yang dapat menggantikan tepung ikan, tepung kedele dan tepung protein lainnya.
“Jadi, tidak hanya sekedar Rumah Budidaya Maggot, tapi bisa kami sebut ini sebagai rumah produksi protein yang bisa menghasilkan makanan ternak berprotein tinggi sampai 62 persen. Bahkan dalam sehari, Budidaya Maggot ini bisa menampung sebanyak 1,1 ton sampah organik,” kata Resti Rahayu.
Untuk itu, tambahnya, dia berharap agar masyarakat ke depan bisa memanfaatkan Sentra Budidaya Maggot ini dengan melakukan pemilahan sampah dari rumah yang sesuai dengan karakternya. Kalau sampah plastik dan kertas, masyarakat bisa mengirimnya ke bank sampah. Tapi kalau sampah organik, segera dikirim ke Sentra Budidaya Maggot untuk diolah menjadi makanan ternak berprotein tinggi.
“Harapan ini kami sampaikan, karena yang jadi kendala para penggiat maggot selama ini adalah dalam pemilahan sampah di rumah. Makanya, ini kembali ke kita masyarakat. Kami harap sinergi masyarakat untuk mendukung Sentra Budidaya Maggot ini,” pungkas Resti Rahayu. (*)