Miliki Tanah Subur, Nagari Talu Dijadikan Daerah Ketahanan Pangan di Pasaman Barat

Tanam cabai

Nagari Talu salah satu daerah penghasil cabai terbesar di Kabupaten Pasaman Barat. Terlihat Wakil Bupati Risnawanto memanen cabai bersama Pemerintah Provinsi Sumbar. Osniwati

HARIANHALUAN.ID – Nagari Talu, Kecamatan Talamau, Kabupaten Pasaman Barat, dijadikan sebagai daerah ketahanan pangan. Pasalnya, nagari ini memiliki tanah yang sangat subur dibandingkan daerah lain.

Wakil Bupati Pasaman Barat, Risnawanto menjelaskan bahwa terdapat beberapa titik kunjungan kerja Gubernur Sumbar di Pasaman Barat terkhusus di Kecamatan Talamau. 

“Sama-sama kita ketahui Kecamatan Talamau ini sumber daya alamnya cukup potensial. Maka yang menjadi perhatian kita saat ini adalah meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM), karena dengan sumber daya alam (SDA) yang melimpah kita harus siapkan sumber daya manusia yang handal untuk mengolahnya,” kata Risnawanto. 

Ia juga menjelaskan, program Pemerintah Pasaman Barat melalui Dinas Ketahanan Pangan dan Holtikultura telah sesuai dengan instruksi pemerintah pusat, bagaimana mengatasi inflasi salah satunya pada kebutuhan konsumsi rumah tangga yang membuat inflasi meningkat. 

“Tadi kita lihat kelompok tani menanam cabe cukup bagus dan potensi perikanan di sini juga bagus. Di sini juga sawah tidak pernah kering, jadi kondisi ini sangat mendukung. Nagari Talu cocok untuk bidang pertanian, perikanan yang kedepannya bisa  mengangkat ekonomi masyarakat khususnya di Nagari Talu,” katanya.

Risnawanto menegaskan bahwa melalui kolaborasi antara pemprov dan pemkab memiliki harapan yang sama, yaitu keberhasilan melalui realisasinya program ketahanan pangan di Talamau. Baik itu dibidang pertanian maupun di bidang perikanan, yang  juga dibantu dari Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Nagari (DPMN) dengan mengalokasikan khusus dana desa untuk bidang pertanian dan bidang perikanan. 

Selain itu, Wali Nagari Talu, Mahyudanil menyampaikan, program yang dijalankan merupakan bentuk respon nagari kepada kebijakan pusat dalam rangka menciptakan ketersediaan pangan. 

“Sebenarnya menanam cabai dan membudidayakan ikan merupakan hal biasa. Namun yang menjadi istimewa di sini bahwa nagari membuat terobosan baru dalam hal menangkap kesempatan yang efektif, agar anggaran APBN dan APBD yang sebelumnya dianggarkan ke Nagari Talu dapat dijadikan sebagai aset nagari, sehingga kedepannya apabila program ketahanan pangan ini jalan, maka akan dialihkan ke BUMNag dan ke depan nantinya tidak dianggarkan melainkan dari pemanfaatan usaha yang dikelola nagari sekarang,” katanya. 

Ia juga menjelaskan, terdapat enam titik ketahanan pangan saat ini yang dikembangkan yang terdapat di lima jorong berupa tanaman cabai, bawang dan budidaya ikan. (*)

Exit mobile version