Prosesi Anugerah Gelar Panghulu di Nagari Tanjung Bonai Berlangsung Meriah

HARIANHALUAN.ID – Prosesi penganugerahan gelar panghulu di Nagari Tanjung Bonai, Kabupaten Tanah Datar, berlangsung dengan khidmat dan meriah, Sabtu (10/12/2022).

Prosesi sakral yang dihadiri secara langsung oleh Bupati Tanah Datar, Eka Putra yang juga sekaligus anak Nagari Tanjung Bonai itu berhasil dengan sukses mengukuhkan 27 panghulu dan satu angku ampek.

Menurut Ismed Kamar Dt Tumenggung salah seorang pemuncak adat Nagari Tanjung Bonai menjelaskan bahwa prosesi penganugerahan gelar adat ini bertujuan untuk menghidupkan fungsi ninik mamak sebagai pemimpin di tengah masyarakat adat Nagari Tanjung Bonai.

“Kita berharap dengan adanya proses pengukuhan panghulu seperti sekarang ini menunjukkan bahwa kita ingin peran ninik mamak sebagai pemimpin dalam nagari betul-betul terasa manfaatnya oleh masyarakat,” ucapnya.

Selain itu, Ismed juga menjelaskan bahwa semoga dengan terlaksananya pengukuhan gelar adat di Nagari Tanjung Bonai ini, pemerintah daerah bersama DPRD Tanah Datar agar segera memiliki turunan dari perda Nomor 7 Tahun 2018 tentang nagari untuk kelangsungan masyarakat adat Nagari Tanjung Bonai.

“Kita berharap semoga ke depan pemda bersama DPRD Tanah Datar segera memiliki turunan Perda No. 7 Tahun 2018 tentang nagari, agar hak dan kewajiban masyarakat adat di nagari yang ada di Tanah Datar bisa terealisasi dengan baik dan maksimal,” ujarnya.

Di samping itu, Ismed juga menegaskan bahwa kembali bernagari itu adalah amanah UU setelah sebelumnya selama 19 tahun kita punya pemerintahan desa (1983-2002).

Selain itu, juga perlu dipahami bahwa definisi nagari itu adalah sekumpulan masyarakat hukum adat dan hak-hak tradisional senantiasa mengikat jelasnya.

“Dalam Pasal 18 B ayat (2) sudah jelas negara mengakui dan menghormati kesatuan-kesatuan masyarakat hukum adat, serta hak-hak tradisionalnya sepanjang masih hidup dan sesuai dengan perkembangan masyarakat dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia, yang diatur dalam undang-undang,” katanya.

Prosesi yang dimulai dengan penobatan dan pemberian minyak pada saluak itu ditutup makan bajamba dengan meriah. (*)

Exit mobile version