Sudahri menyebutkan, dari pemerintah nagari sampai ke tingkat jorong telah menyarankan kepada pemilik homestay. “Ada proses dalam pembangunan itu, seharusnya mesti memperhatikan amdal, melalui Dinas PUPR, Dinas Pariwisata, Dinas Perizinan dan Dinas Perhubungan dan seterusnya,” katanya yang juga Ketua Umum Persatuan Wali Nagari Kabupaten Lima Puluh Kota.
Salah satu masyarakat sekitar, Suhendra mengatakan, merasa kecewa dengan Saliguri Homestay terkait lumpur dan air yang menggenangi jalan di lokasi itu.
“Rusaknya jalan umum di bawah Saliguri Homestay ini disebabkan oleh pihak Saliguri di saat proses pengikisan/pengerukan bukit yang ada di atas bangunannya. Mereka tidak memperhatikan drainase dengan cermat ketika turun hujan, tanah dari pengikisan tersebut jatuh ke bawah dan menimbulkan jalan berlumpur dan berlobang,” ujarnya yang merupakan anggota Keamanan Jorong Lubuak Limpato, Tarantang, Selasa (13/12/2022).
Hal senada dilontarkan Weldi, masyarakat Nagari Tarantang, Kecamatan Harau. “Tanah serta lumpur jalan di bawah Saliguri Homestay merembes ke bawah badan jalan di saat hujan turun, akibatnya jalan kampuang di bawahnya menjadi rusak,” ucapnya.
Jalan umum ini merupakan jalan melingkar yang menjadi jalan alternatif bagi wisatawan, terutama wisatawan yang berasal dari arah Riau. (*)